Pos Lintas Batas Skouw Pacu Ekonomi Warga

Rudy Polycarpus
10/5/2017 06:04
Pos Lintas Batas Skouw Pacu Ekonomi Warga
(Presiden Joko Widodo bersama Ibu Negara Iriana Widodo didampingi Menteri PU dan Perumahan Rakyat Basuki Hadimuljono (kiri) berjalan di depan Pos Lintas Batas Negara (PLBN) Skouw di Distrik Muara Tami, Kota Jayapura, Papua, Selasa (9/5). -- Setpres/Kris)

SEBUAH musala kecil berdiri di pekarang-an Rumah Makan Harangan Bagot di Distrik Koya Kaso, sekitar satu jam perjalanan dari Jayapura. Atap-nya dari seng, berdinding kayu, dengan pintu ayun sederhana. Di sinilah kami berhenti untuk menunaikan salat Zuhur seusai bersantap siang bersama rombongan kecil. Kami sedang dalam perjalanan menuju Pos Lintas Batas Negara (PLBN) Terpadu Skouw di Distrik Muara Tami, Jayapura, yang hendak saya resmikan siang ini. Cuaca cerah, udara cukup panas, perjalanan menuju titik terluar Indonesia di Papua sungguh menyenangkan. Rumah-rumah tampak jarang di tanah yang subur. Indonesia sungguh negeri yang luas’.

Itulah catatan kecil Presiden Joko Widodo di akun Facebook pribadinya yang diunggah kemarin sebelum meresmikan PLBN Terpadu Skouw di Distrik Muara Tami, Kota Jayapura, yang berbatasan dengan negara Papua Nugini (PNG).

PLBN yang mengadopsi desain bangunan rumah tangfa sebagai ciri khas rumah pesisir di daerah Skouw semakin mengukuhkan komitmen pemerintah untuk membangun dari wilayah pinggiran.

“Pemerintah sudah menyatakan daerah perbatasan tidak boleh dilupakan karena merupakan beranda terdepan Indonesia. Seperti di mana kita berada sekarang ini, di Skouw, harus menjadi kebanggaan kita semua, kebanggaan masyarakat Papua dan kebanggaan Indonesia,” kata Jokowi.

Tidak sekadar membangun dan menunjukkan kemegah­an, pembangunan ulang PLBN ­Sko­uw juga harus mampu menggerakkan perekonomian masyarakat sekitar.

Di sekitar PLBN kelak akan dibangun pasar modern yang dapat dimanfaatkan masyarakat Jayapura.
“Saya minta ada pembinaan terhadap pedagang sehingga barang yang dijual jangan itu-itu saja, dikembangkan. Tidak hanya sembako dan garmen, yang lain juga seperti elektronik misalnya. Kalau saya bandingkan dengan di Port Moresby, Papua Nugini, saya lihat harga di kita jauh lebih murah, baik sembako, garmen, dan elektro­nik, sehingga mestinya dari sinilah barang-barang itu disuplai, bukan dari tempat lain. Rakyat nanti yang akan menikmati hasil perdagangan itu.”

Percepatan
Saat berbicara di hadapan warga yang hadir, Presiden meminta seorang pekerja Papua yang terlibat dalam pembangunan PLBN Terpadu Skouw maju ke panggung. Saat berdialog, Yoram, pekerja asal Jaya-pura yang turut terlibat dalam pembangunan bersama dengan 51 orang lainnya, menceritakan pekerjaan itu dilakukan dalam tiga sif sekaligus.

Ia berterima kasih kepada pemerintah yang telah melibatkan banyak pekerja lokal untuk menyelesaikan pembangunan pos lintas batas itu.

“Saya mengucapkan syukur dan berterima kasih atas pekerjaan yang diberikan Bapak Presiden untuk pembangunan ini. Pesan saya untuk masyarakat, mari kita mendukung pekerjaan ini ke depan,” ungkap Yoram.

PLBN Skouw merupakan salah satu proyek prioritas yang termaktub dalam program percepatan pembangunan tujuh PLBN yang dicanangkan pemerintah. Ketujuh PLBN tersebut ialah PLBN Entikong di Kalimantan Barat, Mota’ain di NTT, Badau di Kalimantan Barat, Aruk di Kalimantan Barat, Motamasin di NTT, Wini di NTT, dan terakhir Skouw di Papua (lihat grafik).

Turut hadir mendampingi Presiden, Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Basuki Hadimuljono, Kepala Staf Kepresidenan Teten Masduki, Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo, dan Gubernur Papua Lukas Enembe. (MC/Ant/X-3)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Oka Saputra
Berita Lainnya