Polri Butuh Keberuntungan Ungkap Kasus Novel

Mal/MTVN/P-5
08/5/2017 07:17
Polri Butuh Keberuntungan Ungkap Kasus Novel
(Kapolri Jenderal (Pol) Tito Karnavian -- ANTARA FOTO/Akbar Nugroho Gumay)

KAPOLRI Jenderal Tito Karnavian menyebut kasus penyiraman air keras terhadap penyidik senior Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Novel Baswedan sulit untuk diungkap. Informasi soal ciri-ciri pelaku terbilang minim.

Dalam menangani kasus yang identitas pelakunya tidak diketahui, lanjut Tito, penyidik membutuhkan faktor keberuntungan. “Mudah-mudahan saja bisa terungkap, faktor keberuntungan sangat penting,” kata Tito di Taman Makam Pahlawan Kalibata, Jakarta Selatan, Sabtu (6/5).

Ia menambahkan ada dua metode yang ditempuh polisi dalam menangani kasus tersebut. Metode pertama ialah induktif dengan melakukan penyelidikan mulai tempat kejadian perkara (TKP) hingga mengumpulkan bukti di lokasi kejadian.

“Metode induktif bergerak dari TKP berusaha mengembangkan ke luar. Kemudian dilakukan pengumpulan bukti. Itu mulai dari menyisir jejak pelaku, menyita CCTV, juga meminta keterangan saksi,” ujar mantan Kepala Densus 88 Mabes Polri itu.

Metode kedua ialah deduktif. Lewat metode itu, polisi menggali siapa saja yang berpotensi punya konflik dengan korban. Konflik bisa terkait dengan masalah pribadi atau institusi. “Mencari siapa-siapa berpotensi konflik dengan korban. Kita dalami,” lanjut dia.

Tito menjelaskan tim penyidik Polda Metro Jaya pada Sabtu (6/5) telah berangkat ke Singapura untuk menemui Novel. Pe­nyidik akan mengumpulkan keterangan dari Novel buat mengungkap pelaku penyiraman air keras.

Peristiwa terjadi pada 11 April silam. Ketika itu, Novel pulang seusai salat Subuh di Masjid Al-Ihsan, dekat rumahnya. Ia mengalami luka di wajah dan mata. Sehari setelah kejadian, keluarga membawa Novel ke Singapura.

“Saya dengar dari Pak Kapolda Metro Jaya (Irjen M Iriawan) mengirim tim berangkat ke Singapura bertemu yang bersangkutan untuk menggali lagi. Mungkin dia ingat wajah (pelaku). Saksi yang terpenting ialah Saudara Novel,” ujar Tito.

Mengenai dua orang yang sempat diamankan Polda Metro Jaya karena tertangkap kamera pengintai sebulan sebelum kejadian kerap mondar-mandir di sekitar rumah Novel, kata Tito, mereka ialah informan polisi yang sedang menyelidiki kasus. (Mal/MTVN/P-5)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Oka Saputra
Berita Lainnya