Jokowi Apresiasi Kerja Keras Petani

FD/I-3
07/5/2017 06:17
Jokowi Apresiasi Kerja Keras Petani
(Presiden Joko Widodo membuka Pekan Nasional Petani-Nelayan Andalan (PENAS KTNA) XV di Stadion Harapan Bangsa, Banda Aceh, Aceh, Sabtu (6/5). -- ANTARA FOTO/Ampelsa)

PRESIDEN Joko Widodo yang didam­pingi Ibu Negara Iriana meresmikan Pekan Nasional (Penas) XV Kontak Tani Nelayan Andalan (KTNA) di Stadion Lhong Raya, Banda Aceh, kemarin. Dalam acara itu, Jokowi berdialog dan mengapresiasi kerja keras para petani di Indonesia.

Di Penas XV KTNA, Jokowi mengaku telah lama menunggu untuk bertemu dengan para petani dan nelayan. Dia ingin mendengarkan harapan dan berdialog dengan para petani dan nelayan.

“Sudah lama saya tunggu. Saya sangat senang sekali datang ke acara petani dan nelayan. Saya sudah keli-ling mendengarkan keluhan mereka di Tanah Air,” kata Jokowi.

Jokowi mengaku teringat pada nasihat yang sering disampaikan para orangtua kepada anak-anak mereka untuk menghormati kerja keras nelayan dan petani.

“Dulu, waktu kecil kita sering mendengar nasihat kalau tidak ada petani yang bekerja keras, kita mau makan apa? Kalau tidak ada nelayan yang bekerja keras, kita mau makan ikan apa?” ucap Jokowi.

Oleh karena itu, kata Presiden Jokowi, sudah sepantasnya apresiasi dan rasa terima kasih tidak terhingga diberikan kepada nelayan dan petani yang telah turut menstabilkan perekonomian masyarakat.

“Makanya kita harus sayang kepada petani dan sayang kepada nelayan. Ke depan, semoga perekonomian petani dan nelayan bisa sejahtera,” jelasnya.

Jokowi menyebutkan, ketika ia berkunjung ke Kabupaten Dompu, Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB), para petani mengeluhkan rendahnya harga jual jagung yang hanya berkisar Rp1.500 hingga Rp1.700 per kilogram.

“Saat itu petani marah karena harga jagung sangat rendah dan merugikan mereka,” ucap Jokowi yang mengenang saat bertemu dengan petani dari NTB.

Setelah mendengar keluhan itu, Jokowi memerintahkan menterinya untuk mengurangi impor jagung agar harga jagung lokal bisa kembali normal.

Dia langsung mengeluarkan instruksi presiden dan menetapkan harga jagung Rp2.700 per kilogram. Pemerintah juga membatasi impor jagung hanya 9.000 ton pada 2016.

“Dulu kita mengimpor jagung mencapai 3,6 juta ton. Tahun ini, tidak ada lagi impor jagung karena sudah bisa dipenuhi jagung dalam negeri,” terang Jokowi.

Tidak semua petani menceritakan kesedihan. Seorang petani asal Kabupaten Dompu menjelaskan produksi jagungnya meningkat drastis.

“Benar Pak Presiden, kami bisa mencapai 17 ton per hektare. Harga­nya dulu Rp1.500, tapi kini mahal mencapai Rp3.000 per kg,” ujar petani itu yang juga disaksikan Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman dan Gubernur Aceh Zaini Abdullah. (FD/I-3)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Oka Saputra
Berita Lainnya