Khilafah HTI Ganggu NKRI

MANTAN Menteri Pemuda dan Olahraga Adhyaksa Dault angkat bicara soal video kesaksiannya mendukung khilafah islamiyah yang direkam aktivis Hizbut Tahrir Indonesia (HTI) saat acara HTI pada 2013 lalu. Video itu hingga kini beredar secara luas (viral) di masyarakat.

Pada saat bersamaan, Kapolri Jenderal Tito Karnavian baru-baru ini menyatakan upaya menghilangkan HTI secara permanen tengah digodok bersama dengan Kementerian Koordinator Politik, Hukum, dan Keamanan (Kemenko Polhukam).

“Khilafah islamiyah ada hadisnya. Yang saya maksud adalah khilafah islamiyah yang rosyidah. Bukan khilafah yang meniadakan negara versi Hizbut Tahrir, apalagi IS dan sebagainya,” kata Adhyaksa dalam keterangan pers yang diterima Media Indonesia di Jakarta, kemarin.

Adhyaksa menjelaskan sekarang ini tidak ada persatuan Islam. Bahkan soal hari raya saja bisa berbeda. Kalau ada khalifah, sambung Adhyaksa, perbedaan-perbedaan dalam ibadah-ibadah tersebut diharapkan bisa ditiadakan.

“Sekali lagi, ini bukan khilafah yang meniadakan negara. Jadi Pancasila, UUD 45, NKRI, Bhinneka Tunggal Ika harus kita pertahankan dan kita rawat untuk gene-rasi selanjutnya. Pancasila sudah menjadi kesepakatan pendiri Republik Indonesia. NKRI harga mati,” cetus Ketua Kwartir Nasional Gerakan Pramuka itu.

Belum lama ini, kepolisian tidak memberikan izin untuk acara bertema Khilafah kewajiban syar’i jalan kebangkitan umat, yang rencananya digelar di Balai Sudirman, Jakarta Selatan. Kegiatan bertaraf internasional itu seharusnya dilaksanakan Minggu (23/4) pukul 19.30-23.00 WIB.

“Banyak ancaman dari berbagai pihak yang tidak suka, yang anti-HTI. Polisi mencegah konflik. Maka janganlah (acara itu digelar),” ujar Tito di Mabes Polri, Jumat (28/4).

Tito menambahkan, menegakkan khilafah bertentangan dengan ideologi Pancasila. (RO/P-5)