RI Dorong Perdamaian di Rakhine State

Indah Hoesin
30/4/2017 06:15
RI Dorong Perdamaian di Rakhine State
(ANTARA/ROSA PANGGABEAN)

ADA hal penting disampaikan Presiden Joko Widodo kepada State Counsellor Myanmar, Aung San Suu Kyi, jelang pembukaan KTT Ke-30 ASEAN, kemarin.

Dalam pertemuan di Hotel Sofitel, Philippine Plaza, Manila, Jokowi menekankan kepada Daw Suu (panggilan akrab Aung San Suu Kyi) untuk senantiasa memelihara stabilitas pemerintahan. Kestabilan politik di Myanmar memiliki implikasi luas di kawasan Asia Tenggara.

"Presiden komit menawarkan bantuan kerja sama kepada Myanmar. Tidak hanya pengiriman bantuan yang telah dilakukan beberapa waktu lalu, tetapi juga kerja sama jangka menengah dan panjang.

Intinya agar Rakhine State bisa berkembang menjadi sebuah wilayah maju secara inklusif dan tidak ada diskriminasi. Program-program yang kami tawarkan ialah kesehatan, pendidikan, dan livehood," kata Menlu Indonesia Retno Marsudi yang mendampingi Jokowi dalam pertemuan dengan Daw Suu.

Jokowi dan Daw Suu sempat menyinggung pembangunan masjid di Rakhine. Menurut Daw Suu, semua perizinan telah tuntas sehingga konstruksi dapat dimulai sesegera mungkin. Dalam pertemuan sekitar 30 menit itu, Daw Suu menyampaikan terima kasihnya kepada Indonesia yang selama ini membantu Myanmar menyelesaikan permasalahan di Rakhine State.

"Menurut Daw Suu, situasinya tidak mudah, tetapi dia menegaskan kuatnya komitmen Myanmar untuk memperbaiki situasi di Rakhine," ujar Retno. Sebagai bentuk kepedulian terhadap kelompok minoritas Rohingya di Myanmar, lanjut Menlu Retno, Indonesia juga segera membantu pembangunan rumah sakit di atas tanah 4.000 meter persegi. "Kami mengutamakan bantuan jangka panjang dan menengah di berbagai bidang seperti kesehatan.

"Sebelumnya, Jumat (28/4), Retno bertemu Wakil Menteri Luar Negeri Myanmar, Kyaw Tin, untuk membicarakan masalah ini. Kelompok minoritas Rohingya yang berada di negara bagian Rakhine kerap mendapat perlakuan diskriminatif, baik dari pemerintah maupun masyarakat setempat karena dianggap bukan bagian dari identitas bangsa tersebut.

Menurut Retno, kini terdapat 1,1 juta warga Rohingya yang tidak memperoleh status kewarganegaraan Myanmar. Pada 2012, pecah kekerasan di Rakhine ketika kelompok radikal Buddha menyerang minoritas Rohingya yang menewaskan lebih dari 100 orang.

Ketegangan di Semenanjung Korea pun tidak luput dari perhatian Jokowi ketika berlangsungnya sesi retreat di Formal Living Room, Coconut Palace, Manila.

"ASEAN harus mengirim pesan kuat kepada Korea Utara agar menaati Resolusi Dewan Keamanan PBB. Stabilitas dan perdamaian di Semenanjung Korea segera dikembalikan. Saya akan membahas situasi Semenanjung Korea dengan Presiden Republik Rakyat Tiongkok, Xi Jinping, dalam waktu dekat," kata Presiden Joko Widodo.

Presiden Filipina, Rodrigo Duterte, mengakui para pemimpin ASEAN telah melakukan perundingan menarik, produktif, dan bermanfaat bagi kerja sama membangun masyarakat di kawasan.

"Saat merayakan Golden Jubilee ASEAN, kami menghormati para Founding Fathers ASEAN atas komitmen mereka membawa kawasan menjadi terbuka, damai, stabil, dan sejahtera," tandas Duterte. (Nur/Ant/X-3)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Vicky
Berita Lainnya