Pengusutan Kasus Novel Dianggap Belum Serius

Ilham Wibowo/MTVN
23/4/2017 17:14
Pengusutan Kasus Novel Dianggap Belum Serius
(MI/SUSANTO)

KOALISI mayarakat sipil yang mengatasnamakan Perempuan Antikorupsi menyebut, pengusutan kasus teror yang dilakukan kepada Penyidik Senior Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Novel Baswedan belum serius. Teror yang dilakukan dengan penyiraman air keras itu hingga kini tak kunjung terungkap.

"Sudah dua minggu berjalan hingga saat ini belum terlihat keseriusan aparat penegak hukum mempu mengungkap serangan intimidasi kepada Novel Baswedan," kata Perwakilan Perempuan Antikorupsi, Lola Ester di sekretariat Indonesia Corruption Watch (ICW), Jakarta Selatan, Minggu (23/4).

Kepala Divisi Hukum dan Monitoring Peradilan ICW ini menuturkan, pelaku teror mesti menjadi fokus bersama antara pemeritah, KPK dan penegak hukum lainnya. Tingkat kepercayaan publik kepada pemerintah dan Kepolisian pun dipertanyakan.

Ia menyampaikan, serangan terhadap novel harus dimaknai sebagai serangan terhadap institusi lembaga KPK dan agenda pemberantasan korupsi. Penyidik KPK sekelas novel semestinya mendapat pengamanan khusus lantaran tengah mengusut kasus peekata korupsi besar.

"Secara kasus, penegak hukum seharusnya bisa cepat mengungkap. Dampak lebih lanjut bisa besar karena mengakut lembaga dan aktivis antikorupsi," kata Lola.

Sementara itu, mantan Panitia Seleksi Calon (Pansel) Pimpinan KPK, Betti Alisjahbana mengatakan, ksau teror yang menimpa Novel bukan kali ini saja terjadi. Ia merinci ada empat kali upaya mencelakakan Novel sebelum kasus pengiriman air keras terjadi.

Pada saat menangani kasus cek pelawat pada 2011, Novel menjadi korban tabrak lari. Kemudian pada 2012, Novel dilaporkan atas dugaan kasus penganiayaan tersangka pencurian burung walet di 2004. Novel juga digelandang secara paksa oleh Bareskrim Polri di kediamannya di Kawasan Kepala Gading, Jakarta Utara.

Setelah itu, pada 2016, untuk kali keempat Novel mendapat teror lantaran dengan ditabrak pengendara mobil saat menangani dua kasus korupsi besar. Kesekian upaya teror tersebut dinilai sebagai pelemahan secara langsung terhadap KPK.

"Kasus Novel hingga saat ini kita belum melihat titik terang. Padahal serangan terhadap penyidik ini bukan pertamakalinya, bebrapa kali itu pun tidak terungkap," kata Betti.

Betti meminta penegak hukum serius menangani pengusutan kasus teror Novel. Dia bilang, Presiden Joko Widodo perlu melakukan intervensi memperhatikan proses hukum ini agar dilakukan lebih kredibel.

"Kalau tidak terungkap maka kita khawatairkan akan terjadi lagi dan lagi karena menghambat proses pemberantasan korupsi," ujarnya. (OL-5)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Dwi Tupani
Berita Lainnya