Ketua PPS Petamburan Diintimidasi

Mal/P-2
20/4/2017 07:28
Ketua PPS Petamburan Diintimidasi
(Suasana penghitungan suara di TPS 17 Petamburan, Jakarta Pusat, Rabu (19/4). Pasangan calon Gubernur DKI Jakarta nomor urut dua, Basuki Tjahaja Purnama (Ahok)-Djarot Saiful Hidayat memenangkan perolehan suara putaran kedua di TPS 17. -- MI/Susanto)

KETUA Panitia Pemungutan Suara (PPS) Petamburan Wiwin Twinarti mengaku merasa terintimidasi saat bertugas di TPS 17. Ia kemudian dievakuasi seusai menengahi cekcok mulut antara warga pemilih dan keberatan dari saksi pasangan Anies-Sandi.

“Saya ketakutan, dengkul saya sampai lemas,” kata Wiwin di Jalan Petamburan IV, Tanah Abang, Jakarta Pusat, kemarin.

Wiwin mengatakan warga di TPS yang juga digunakan Rizieq Syihab memilih itu pun semestinya tidak melakukan bentuk protes yang berlebihan. Keputusan yang Wiwin ambil itu berdasarkan aturan Komisi Pemilihan Umum Provinsi DKI Jakarta.

“Sesuai atuan main kita, selama warga terdaftar di DPT, mereka berhak milih dengan catatan membawa KTP, paspor, atau KK sebagai bukti validasi,” ujarnya.

Upaya menengahi protes saksi Anies-Sandi itu kemudian menyulut emosi warga Petamburan lain. Warga beranggapan Wiwin juga telah turut melakukan kecurangan lantaran meloloskan warga pemilih yang dianggap melakukan malaadministrasi. Wiwin pun sempat diusir warga dan kemudian dievakuasi petugas keamanan.

Kejadian ini berawal dari permintaan warga Petamburan bernama Berliana Sitorus yang ingin memilih di TPS 17 tanpa membawa formulir C6. Berliana yakin berhak mencoblos lantaran namanya tercantum dalam daftar pemilih tetap (DPT) pada nomor urut 223. Ia pun lantas menunjukkan identitas berupa KTP.

Namun, protes kemudian berujung cekcok mulut. KTP Berliana dianggap menyalahi aturan karena belum berbentuk KTP elektronik. Padahal, masa aktif KTP warga RT 01/RW 04 ini masih berlaku hingga 2020.
Bernard akhirnya diper­boleh­kan mencoblos setelah mendapat konfirmasi dari pihak KPU Kota Administrasi Jakarta Pusat. Keputusan tersebut diberikan setelah anggota KPPS 17 dan saksi pasangan calon yang bertugas mendapatkan pemahaman.

Di Jakarta Timur, polisi sempat mengamankan 350 orang yang mendatangi beberapa di wilayah Jakarta Timur. Kelompok yang mengenakan pakaian putih itu mengaku sebagai pendukung Anies-Sandi. Kapolres Jakarta Timur Kombes Andry Wibowo menyatakan, dari 350 orang itu, kebanyakan berasal dari Blitar, Jawa Timur. Saat ini mereka sudah dilepaskan. Polisi juga akan memfasilitasi mereka untuk kembali ke Blitar. (Mal/P-2)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Oka Saputra
Berita Lainnya