Headline

Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.

Fokus

Maduro menyamakan pemilihan umum kali ini dengan salah satu pertikaian militer paling terkenal dalam perjuangan Venezuela untuk merdeka dari Spanyol.

Surya Paloh: Tidak Menerima Kekalahan Cederai Demokrasi

Cahya Mulyana
19/4/2017 15:15
Surya Paloh: Tidak Menerima Kekalahan Cederai Demokrasi
(MI/M IRFAN)

KETUA Umum Partai NasDem Surya Paloh berharap tidak terjadi kekecewaan akibat hasil Pilkada DKI Jakarta dengan cara anarkistis. Pasalnya menolak pilihan warga Jakarta dalam pilkada merupakan penodaan terhadap sistem demokrasi.

"Menyedihkan sekali kalau itu (terjadi). Kenapa kita menyepakati sistem demokrasi seperti ini kalau tidak mau menjalankan model dan sistemnya sepenuh hati," ungkap Surya saat dijumpai seusai memberikan hak pilihnya di TPS 02 Grogol Utara, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Rabu (19/4).

Menurutnya, sistem demokrasi menuntut saling menghargai kemenangan maupun kekalahan dalam setiap kompetisi. Sebaliknya, kekecewaan membabi-buta bahkan menyulut konflik merupakan sikap tidak terpuji dan menodai demokrasi.

"Siapaun yang menang harus kita hargai dan siapapun yang kalah harus legowo. Kenapa harus ada ekses yang panjang dari event yang sebenarnya sudah selesai. Hari ini event itu sudah selesai, apa pun hasilnya. Ketika itu masih ada ekses menandakan kita belum dewasa untuk berdemokrasi," paparnya.

Surya mengatakan masyarakat sudah sepakat bahwa sistem demokrasi merupakan jalan untuk menentukan pemimpin dan sistem pemerintahan. Sehingga aneh ketika terdapat pihak yang hanya menginginkan kemenangan dan tidak mau menerima kekalahan.

"Kalau kita belum dewasa berdemokrasi lalu kenapa kita berdiri tegak membusungkan dada menyatakan kita negara demokrasi. Kalau masih tidak legowo atas kekalahan saya kira tidak perlu berdemokrasi kita mengundang saja sistem otoriter kembali ke negeri ini," jelasnya.

Perhelatan pesta warga Jakarta sampai putaran kedua, lanjut dia, telah mengorbankan waktu, biaya, tenaga dan pikiran sehingga sangat menyedihkan ketika semua pengorbanan itu harus ditambah lagi dengan adu domba atau provokasi yang dapat mengorbankan masyarakat luas. (X-12)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Ahmad Punto
Berita Lainnya