Ridwan Kamil Ingin Tingkatkan Popularitas di Desa

Bayu Anggoro
19/4/2017 14:17
Ridwan Kamil Ingin Tingkatkan Popularitas di Desa
(MI/Rommy Pujianto)

WALI Kota Bandung Ridwan Kamil (Emil) mengakui popularitasnya masih rendah di kalangan masyarakat pedesaan. Berdasarkan hasil survei, Emil menyebut keterkenalannya di daerah masih berada di angka 65%.

"Di desa-desa banyak yang enggak kenal. Beda dengan Pak Deddy Mizwar yang popularitasnya sudah 97%," kata Emil di Bandung, Rabu (19/4).

Oleh karena itu, Emil mengaku akan menyasar warga di pedesaan. Cara ini diyakini mampu mendongkrak popularitasnya.

"Saya bergerak berdasarkan survei, yang lemah saya datangi," katanya

seraya menyebut dirinya belum banyak dikenal di wilayah utara Jawa Barat. Meski begitu, dia merasa bersyukur karena masih ada warga daerah yang mengenalnya.

Berdasarkan sejumlah safari politiknya seperti di Cirebon, Sukabumi, dan Tasikmalaya, menurutnya banyak warga yang mendukung bahkan rela bekerja terkait pengusungannya.

Relawan-relawan tersebut, sangat berharap dirinya menjadi gubernur dengan harapan bisa membawa perubahan bagi daerah mereka.

"Saya terharu, ke mana-mana, relawan banyak banget. Tidak saya setting, tapi relawan banyak," ujarnya.

Lebih lanjut, berdasarkan hasil safarinya ini pun, permasalahan yang umum terjadi di masyarakat adalah menyangkut perekonomian.

"Ini menjadi persoalan inti," katanya.

Namun, jika terpilih sebagai gubernur, Emil berjanji akan membangun sesuai dengan kondisi di setiap daerah.

"Kepemimpinan menyesuaikan dengan kondisi," ujarnya.

Sementara itu, disinggung kondisi politik di Kota Bandung jika dirinya terpilih sebagai gubernur, Emil mengaku tidak khawatir. Warga Kota Bandung tidak perlu khawatir kehilangan sosok pemimpin karena menurutnya banyak kandidat lain yang kualitasnya baik.

"Orang Bandung banyak yang pintar. Jadi tidak kesulitan mencari pemimpin," katanya.

Namun, dia memastikan tidak akan mengizinkan istrinya maju untuk menggantikannya sebagai Wali Kota. Jika terpilih sebagai gubernur, Emil sangat membutuhkan sosok istri sebagai penguatnya.

Terlebih, menurutnya tugas gubernur tidaklah mudah sehingga dirinya perlu pendamping yang bisa mendukungnya.

"Tidak saya izinkan. Hidup berpasangan bukan semata-mata mengejar kepentingan pribadi," ujarnya seraya menyebut larangan ini pun sebagai bagian dari pendidikan politik. (OL-5)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Dwi Tupani
Berita Lainnya