Delapan Tahanan KPK Nyoblos di Pilgub DKI

DELAPAN orang tahanan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) menggunakan hak pilihnya dalam Pilgub DKI Jakarta. TPS 19 Kelurahan Karet, Kecamatan Setiabudi sengaja diboyong ke gedung lama KPK.

"Jadi mereka ini kan belum ada putasan hukum, bahwa mereka hak politiknya dicabut. Jadi kita masih berikan pelayanan" kata Ketua TPS 19 Teguh Wahyono di Gedung KPK, Jakarta, Rabu (19/4).

Tahanan KPK tersebut yakni tersangka dugaan kasus suap hakim konstitusi, Patrialis Akbar; tersangka kasus dugaan suap pengadaan alat kesehatan (Alkes) pada Universitas Udayana, Marisi Matondang; tersangka kasus dugaan korupsi pembangunan P3SON Hambalang, Andi Zulkarnaen Mallarangeng; tersangka kasus dugaan suap proyek pembangunan jalan pada KemenPUPR Andi Taufan Tiro; tersangka penyuap pejabat Pajak, Ramapanicker Rajamohanan Nair; tersangka kasus suap reklamasi M Sanusi; serta dua tersangka dugaap korupsi Bakamla, Fahmi Darmawansyah dan Adami Okta.

Pemilihan berlangsung tidak lama. Sekitar pukul 10.00 petugas TPS dan pengawas datang. Mereka langsung menyusun bilik dan kotak suara di depan pintu masuk tahanan di Gedung KPK Kavling C1 Kuningan.

Patrialis yang pertama menggunakan hak suaranya karena dia ditahan di Rumah Tahanan KPK Gedung KPK C1. Sementara tujuh orang tahanan lainnya datang kemudian menggunakan mobil tahanan karena dijemput dari beberapa rumah tahanan yang tersebar di Jakarta.

Setelah turun dari mobil tahanan, tujuh tahanan dibawa ke ruang tunggu dan satu persatu menggunakan hak suaranya. Sekira 30 menit setelahnya pemilihan selesai.

Seluruh tahanan minus Patrialis pun tan segan-segan menunjukkan jarinya yang telah ditandai tinta. Mereka juga tampak tersenyum lebar dan menyempatkan diri berfoto bersama di depan awak media.

Para tahanan kemudian dibawa meninggalkan gedung KPK kembali ke rumah tahanan.

"Nanti penghitungan digabung. Kan mereka ini masuk ke TPS 19," kata Teguh. (OL-5)