Jokowi Sebut Indonesia Jadi Rujukan Kelola Keberagaman

Nur Aivanni
18/4/2017 15:31
Jokowi Sebut Indonesia Jadi Rujukan Kelola Keberagaman
(MI/RAMDANI)

PERAN strategis Indonesia di dunia internasional terus bertumbuh. Dahulu Indonesia dikenal menjadi salah satu inisiator solidaritas Asia-Afrika dan inisiator negara terjajah untuk merdeka.

Namun, saat ini Indonesia menjadi rujukan dalam mengelola keberagaman dan kemajemukan bangsa. Demikian yang disampaikan oleh Presiden RI Joko Widodo saat memberikan sambutan dalam peringatan Konferensi Asia Afrika Tahun 2017 dengan tema Keberagaman Indonesia.

"Kalau dulu Indonesia jadi salah satu inisiator solidaritas Asia Afrika, menjadi inspirator negara terjajah untuk merdeka, sekarang Indonesia menjadi rujukan dalam mengelola keberagaman suku, agama, ras dan antar golongan," kata Jokowi di Istana Negara, Jakarta, Selasa (18/4).

Presiden menyampaikan bahwa Indonesia memiliki kodrat untuk mengelola keberagaman, kemajemukan dan kebhinekaan. Pasalnya, bangsa Indonesia memiliki lebih dari 714 suku bangsa. Bahkan, lanjutnya, berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) Indonesia mempunyai 1340 suku dengan beragam ras dan agama.

Dalam keberagaman tersebut, kata Jokowi, Indonesia tetap harmonis dan damai. Indonesia pun bisa membangun pertumbuhan ekonomi Indonesia. Pada tahun 2016 di triwulan II, sambungnya, pertumbuhan ekonomi Indonesia menduduki peringkat tiga besar, di bawah Tiongkok dan India.

Selain itu, kata Jokowi, Indonesia juga konsisten dalam menyuarakan perdamaian dunia. Untuk itu, ia pun mengajak seluruh pimpinan dunia untuk terus menyuarakan penghormatan terhadap kemajemukan. "Pesan ini juga akan saya sampaikan langsung kepada pemimpin Asia dan Afrika," tegasnya. Ia pun berharap semangat Bhineka Tunggal Ika juga menjadi semangat Asia-Afrika.

Pada kesempatan tersebut, ia juga menyampaikan mengenai kondisi di banyak negara saat ini saat kunjungannya ke beberapa negara di Eropa, Amerika, Asia dan Timur Tengah. Banyak negara, sambungnya, kini sedang terganggu perasaan amannya, terkoyak toleransinya, dihantui terorisme, ekstrimisme dan radikalisme. "Dan mereka sedang mencari referensi nilai-nilai dalam mengelola keberagaman," ujarnya.

Jokowi juga berpesan kepada seluruh rakyat Indonesia agar tidak mudah tergoda dengan isu-isu SARA yang memperlemah bangsa ini. Ia juga mengingatkan agar tidak takut melawan tindakan intoleransi dan kekerasan atas nama apapun. "Mari terus perkuat komitmen bersama kita dalam menjaga dan merawat potret kebangsaan Indonesia, Bhineka Tunggal Ika," tandasnya.(OL-3)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Soelistijono
Berita Lainnya