KPK Tambah Penyidik

KOMISI Pemberantasan Korupsi (KPK) akan menambah penyidik untuk mempercepat penuntasan kasus duga­an korupsi proyek KTP-E tahun anggaran 2011-2013. Penambahan penyidik juga untuk menambal kekurangan karena Novel Baswedan tengah dirawat akibat serangan air keras oleh orang tidak dikenal.

“Kami jalan dengan sprindik (surat perintah penyidikan) yang sama. Untuk percepatan, dimungkinkan penambahan penyidik karena kemarin seorang penyi­dik berhalangan,” kata juru bicara KPK Febri Diansyah Febri di Jakarta, kemarin.

Terkait dengan proses persidangan, KPK akan menghadirkan enam saksi dengan terdakwa mantan Dirjen Dukcapil Kemendagri Irman dan mantan Direktur Pengelolaan Informasi Administrasi Kependudukan Ditjen Dukcapil Kemendagri Sugiharto.

“Persidangan lanjutan perkara KTP-E (Senin 17/4) masih mengagendakan pemeriksaan saksi. Kemudian saksi yang akan dihadirkan kali ini akan lebih memperdalam proses pengadaan,” terangnya.

Menurutnya, enam saksi yang akan dihadirkan KPK seluruhnya dari pihak yang terlibat dalam proses pengadaan barang dan jasa KTP-E. Mereka ialah Mahmud dan Toto Prasetyo yang menjabat PNS di Ditjen Dukcapil Kemendagri, Joko Kartiko Krisno selaku Kasubbag Data dan Informasi Bagian Perencanaan Sesditjen Dukcapil, Husni Fahmi merupakan Ketua Tim Lelang KTP-E, Setya Budi Arijanta pegawai Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah (LKPP) dan Hendry Mamik. (Cah/P-4)