Jangan Politisasi Rumah Ibadah

Putri Anisa Yuliani
15/4/2017 13:37
Jangan Politisasi Rumah Ibadah
(ANTARA/Wahyu Putro A)

Aksi tidak simpatik dari warga kembali menimpa Djarot Saiful Hidayat.

Peristiwa itu dialami cawagub DKI nomor urut 2 di Masjid Al Atiq, Tebet, Jakarta Selatan, seusai salat Jumat, kemarin.

Media Indonesia yang berada di seberang halaman masjid mendengar sejumlah jemaah berteriak-teriak agar Djarot meninggalkan masjid.

"Usir, usir, usir.... Pergi, pergi," teriak sejumlah jemaah.

Jemaah lain lalu menimpali dengan kalimat, "Allahuakbar. Allahuakbar,"

Djarot yang sudah berada di luar masjid tersenyum kepada orang-orang yang meneriakinya itu.

Sesekali Djarot melayani permintaan warga untuk bersalaman dan berfoto.

"Saya enggak apa-apa, banyak juga yang menerima saya, ada yang salaman dan foto-foto. Apakah baik masjid digunakan untuk hal seperti itu? Apakah boleh memolitisasi masjid?" tanya Djarot.

Awalnya, tidak ada masalah dengan kehadiran Djarot di masjid itu. Banyak jemaah menyambut hangat kedatangan Djarot di masjid tersebut.

Hanya, takmir masjid, begitu mengetahui keberadaan Djarot, langsung mengeluarkan pernyataan soal memilih pemimpin.

"Mereka yang memilih pemimpin Nasrani atau Yahudi munafik. Bila kita memilih nonmuslim sementara ada orang muslim sebagai pilihan, kita dicap munafik."

Cendekiawan muslim Syafii Maarif mengimbau masyarakat dan pengurus masjid tidak mengotori masjid dengan kegiatan politik.

"Jangan kotori masjid dengan perbuatan tunamoral. Pilkada harus berjalan aman dan damai. Jika tidak, wajah demokrasi kita bopeng. Warga Jakarta harus pakai hati nurani. Jangan meneror siapa pun."

Wakil Ketua Pimpinan Pusat Dewan Masjid Indonesia KH Masdar Farid Mas'udi pun menyayangkan tindakan tidak simpatik warga terhadap Djarot.

"Banyak warga belum bisa menerima kebinekaan. Padahal, itu sudah kodrat. Allah menghendaki kita berbeda suku, bangsa, dan agama. Saya menghargai Pak Djarot tidak reaktif. Pak Djarot sudah bagus, tidak terpancing atau ikut terprovokasi. Saya harap Pak Djarot juga mengarahkan pendukungnya tidak ikut terpancing. Saya harap ini jadi pengalaman terakhir," ujar Masdar.

Organisasi sayap PDI Perjuangan, Banteng Muda Indonesia (BMI), mengecam keras aksi warga terhadap Djarot seusai melaksanakan salat Jumat di Masjid Al Atiq tersebut.

"Kami minta Polri mengusut tuntas intimidasi terhadap Pak Djarot. Perbuatan itu tidak mencerminkan nilai-nilai islami," ujar Sekjen DPP BMI Antoni Wijaya.

Sekjen PP Muhammadiyah Abdul Mu'ti mengimbau semua pihak tidak memaksakan kehendak dalam pilkada DKI yang tinggal menghitung hari.

"Perbedaan pilihan itu hendaknya menghormati antara satu dan lainnya dengan mengedepankan persatuan. Kesuksesan pilkada itu yang utama," ungkap Abdul Mu'ti.

Mu'ti pun berkomentar terkait adanya rencana kegiatan Tamasya Al-Maidah.

Menurut dia, hal itu tidak lazim sebab akan menimbulkan kesan negatif politisasi Alquran. (Cah/Mal/Mut/Mtvn/X-3)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Vicky
Berita Lainnya