Aksi Intoleran tidak Boleh Didiamkan

Gol/DG/P-5
13/4/2017 07:42
Aksi Intoleran tidak Boleh Didiamkan
(Budayawan M Sobari (tengah) bersama Direktur Eksekutif The Wahid Institute Yenny Wahid, dan Sekretaris Umum PP Muhammadiyah Abdul Mu’ti memberikan paparan dalam diskusi publik, di Jakarta, Rabu (12/4) -- MI/Adam Dwi)

PARA guru bangsa telah mengajarkan bahwa seluruh masyarakat Indonesia tidak boleh tinggal diam bila ada aksi sekelompok orang yang berusaha mengoyak rasa persatuan dan kesatuan.

Demikian pernyataan Direktur The Wahid Institute Yenny Wahid seusai diskusi publik Merawat Pemikiran Guru-Guru Bangsa (Gus Dur, Cak Nur, dan Buya Syafii) di Hotel Atlet Century, Jakarta, kemarin.

“Karena kalau tidak dilawan, Indonesia akan terpecah dan terjadi konflik. Bentuk perlawanannya ialah kembali pada ajaran agama yang mengedepankan kepada kemanusiaan, berdialog antarse­sama umat, mengayomi, dan tidak ingin menang sendiri,” ujar dia.

Ia menambahkan, para guru bangsa juga selalu menga­jarkan bahwa dakwahnya Islam ialah suci, seperti bisa mengayomi semua pihak, melindungi kelompok yang lemah, dan mengajarkan untuk mengedepankan kehidupan yang humanis.

Senada disampaikan Sekjen DPP Muhamadiyah Abdul Mu’thi. Katanya, pemikiran keislaman dan masalah kene­garaan merupakan konstruksi keindonesiaan. “Karena kemanusiaan ialah kesatuan makhluk yang sangat mulia,” tandas Abdul.

Diskusi tersebut seharusnya digelar di Universitas Paramadina. Namun, izin diskusi dicabut. “Saya sedih tidak diizinkan diskusi di kampus. Setelah Cak Nur tidak ada, nilai-nilai tersebut sudah tidak ada. Pluralisme tidak ada lagi. Saya menyatakan keluar dari Paramadina. Apa gunanya? Oleh karena itu, saya mendirikan Nurcholish Society,” ujar Ommy Komariah Madjid, istri Cak Nur.

Dari Bandung, Jawa Barat, Kapolri Jenderal Tito Karnavian menyampaikan salah satu pemicu perpecah­an bangsa ialah tidak dija­ganya kebinekaan. “Kita harus menghadirkan upaya yang bisa menetralkan terjadinya perpecahan,” ujar Tito di Sespim Polri Lembang, kemarin. (Gol/DG/P-5)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Oka Saputra
Berita Lainnya