Polda Sarankan tidak Bertamasya Al-Maidah

Mal/Gol/P-1
13/4/2017 07:10
Polda Sarankan tidak Bertamasya Al-Maidah
(Wakapolda Metro Jaya Brigjen Suntana -- ANTARA FOTO/Dhoni Setiawan)

WAKIL Kepala Polda Metro Jaya Brigjen Suntana mengingatkan Pilkada DKI Jakarta menyisakan beberapa tahap lagi. Salah satunya yakni minggu tenang dan pemungutan suara.

Pada masa minggu tenang Polri bersama dengan KPU DKI Jakarta, Panwaslu DKI Jakarta, Satpol PP, melakukan penurunan spanduk atau atribut kampanye. Tidak hanya itu, Suntana menegaskan, masyarakat tidak perlu melaksanakan kegiatan Tamasya Al-Maidah untuk memantau TPS-TPS.

“Sekali lagi kami ingatkan, tidak perlu melaksanakan Tamasya Al-Maidah. Berikan semua kepercayaan pengamanan itu menjadi tanggung jawabnya polisi. Kalau polisi mengajak TNI, karena memang ada undang-undang dan ketentuan itu. Dan polisi dengan instansi terkait, siap membantu,” ujar Suntana, di Kantor Polda Metro Jaya, kemarin.

Tamasya Al-Maidah diklaim menjadi satu rangkaian dari aksi bela Islam. Imbauan diserukan kepada umat yang tinggal di luar Jakarta untuk datang ke tiap TPS di Jakarta pada hari pencoblosan, 19 April 2017.
Menurut Suntana, aksi itu bisa membuat provokasi dan intimidasi kepada warga yang akan menggunakan haknya di TPS nanti.

Dalam kaitan pengamanan hari pencoblosan, Kapolda Metro Jaya Irjen Mochammad Iriawan mengatakan sebanyak 13.032 personel Polri termasuk TNI dikerahkan. Bukan hanya personel bintara yang dikerahkan, para perwira pertama (pama) hingga perwira menengah (pamen) juga akan turun mengamankan tempat pemungutan suara.

“Saya juga nanti di sana. Saya minta laksanakan dengan penuh rasa tanggung jawab,” kata Iriawan.

Nantinya, lanjut Iriawan, pola pengamanan kali ini akan ada satu anggota Polri, satu TNI, dan satu Satpol PP di TPS. “Itu permintaan rakyat, di mana ada rasa terpaksa, terintimidasi, dan tertekan. Dari semua yang menyampaikan, dari pasangan dua dan tiga,” ujar Kapolda.

Di kesempatan terpisah, Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo menegaskan pihaknya telah menyiapkan pasukan untuk membantu kepolisian. Semua prajurit yang bertugas di TPS tidak dipersenjatai dengan senjata api.

“Prajurit pengamanan tidak dipersenjatai. Kenapa? Saya sudah ingatkan bahwa ini adalah pesta demokrasi,” ujar Gatot, di Mabes TNI, Cilangkap, Jakarta Timur, kemarin.

Jumlah prajurit yang diterjunkan sesuai dengan realisasi penambahan 11 TPS dari sebelumnya 13.023 TPS menjadi 13.034 TPS di seluruh penjuru Ibu Kota. Kepolisian menjadi pengendali operasi pengamanan gabungan tersebut.

Mekanisme pelaksanaannya masih menunggu apel gabungan TNI-Polri. “Nanti kepolisian yang akan menentukan berapa jaraknya (pengamanan). (Mal/Gol/P-1)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Oka Saputra
Berita Lainnya