Gelaran di Bidakara Kurang Meriah

GELARAN debat pemungkas putaran kedua pilkada DKI Jakarta terasa sedikit berbeda. Debat semalam terasa lebih sepi ketimbang beberapa perhelatan debat di putaran pertama.

Hotel Bidakara tidak dipenuhi pendukung calon masing-masing, baik kubu pendukung pasangan petahana Basuki Tjahaja Purnama maupun Djarot Saiful Hidayat atau pasangan Anies Baswedan-Sandiaga Uno.

Debat putaran kedua hanya memperkenankan undangan untuk masuk ke tempat penyelenggaraan. Padahal, KPU DKI menyebar 600 undangan. Suasana debat bisa dibilang kurang meriah dan jarang diselingi gemuruh pendukung tiap-tiap calon.

“Pendukung lebih banyak menyaksikannya di rumah,” ujar Ketua Timses Basuki-Djarot, Prasetyo Edi Marsudi di lokasi, kemarin.

Suasana di luar hotel pun sepi terkesan garing karena tidak memperlihatkan pernak-pernik kampanye di luar lokasi debat.

Tensi di lokasi debat sempat memanas ketika jeda berlangung. Mode­rator Ira Kusno seketika meminta panitia mengeluarkan pendukung yang mengganggu jalannya debat. “Floor director mohon yang melanggar peraturan dicatat dan langsung dikeluarkan,” ujar Ira.

Moderator meminta seluruh pendukung menaati peraturan yang sudah disepakati. “Pendukung paslon 2 dan 3 langsung dikeluarkan kalau melanggar karena sudah ada protes dari para paslon. Kita minta komitmen dijaga,” tuturnya.

Sementara itu, warga antusias ikut nonton bareng di rumah pemena­ngan pasangan calon Gubernur DKI Basuki dan Djarot di Rumah Lembang. Partai NasDem yang merupakan partai pendukung Basuki-Djarot menggelar nobar di Sekretariat NasDem di Gondangdia.

Relawan paslon nomor 3, Anies Rasyid Baswedan-Sandiaga Salahudin Uno, menggelar acara nobar di Posko Anies-Sandi di Jalan Cicurug, Menteng. Layar 3x3 meter tersedia di halaman posko. (Jay/Ant/P-5)