Pemda Mesti Aktif Cegah Terorisme

Rudy Polycarpus
11/4/2017 07:11
Pemda Mesti Aktif Cegah Terorisme
(Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) Komjen Pol Suhardi Alius -- ANTARA FOTO/Sigid Kurniawan)

KEPALA Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) Suhardi Alius melaporkan insiden penembak­an teroris di Tuban, Jawa Timur, kepada Presiden Joko Widodo di Istana Presiden Jakarta, kemarin.

“Saya melaporkan perkembangan masalah penanggulangan terorisme dan radikal­isme di Indonesia dan terkait dengan masalah aktual kejadian kemarin di Jawa Timur,” ujarnya seusai pertemuan.

Suhardi manyampaikan dirinya memberi masukan kepada presiden agar mengingatkan pemerintah daerah untuk membantu mengangkat harkat dan martabat warga negara yang dilabeli kelompok radikal.

Suhardi mengapresiasi beberapa kepala daerah yang dinilai memberikan perhatian bagi warga kategori tersebut. “Contoh yang paling responsif itu Bupati Purwakarta dan Bupati Lamongan. Itu mereka luar biasa responsnya. Mereka itu harus menjadi contoh,” tukasnya.

Ia mengatakan ada dua kategori warga yang perlu diberikan perhatian khusus. Pertama, warga negara Indonesia yang dideportasi dari negara di Timur Tengah. Kedua, yakni para mantan narapidana perkara terorisme.

“Pemerintah daerah harus ambil peran. Jangan diam saja. Akses keamanan bisa dari Polri dan TNI, tapi akses sosial dan sebagainya itu keterlibatan dari pemerintah daerah. Jadi jangan nanti pas ada kejadian baru ribut,” ujarnya.

Biasanya, menurut Suhardi, mereka yang dideportasi dan eks napi terorisme dilabeli negatif oleh masyarakat. Mereka cenderung sulit diterima masyarakat. Karena itu, pemerintah daerah yang memiliki akses paling dekat dengan mereka harus mau membantu agar segera bangkit dari keterisolasian sosial dan ekonomi.

Sesuai prosedur
Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan Wiranto mengatakan tidak ada pelanggaran dalam aksi baku tembak yang dilakukan polisi kepada terduga teroris di Tuban, Jawa Timur. Hal itu diutarakannya saat menanggapi tewasnya enam terduga teroris pelaku penembakan pos polisi lalu lintas di Kabupaten Tuban, Jawa Timur.

Ia pun mengatakan aksi yang dilakukan polisi tidak melanggar aturan. “Itu banyak payung hukum yang bisa diambil. Kan enggak sembarang menembak karena melakukan suatu pengamanan dari oknum yang membawa senjata,” ujarnya.

Kemarin, Densus 88 kembali menangkap satu orang terduga teroris di Kendal, Jawa Tengah, bernama Irsyad alias Syech, 40. Kapolres Kendal AKB Firman Darmansyah mengatakan belum dapat dipastikan apakah hal itu terkait dengan jaringan teroris yang ditembak di Tuban. Akan tetapi, memang diketahui, salah satu teroris yang tertembak di Tuban merupakan warga Kendal, Yudhistira Rostriprayogi.

Sementara itu, dalam proses identifikasi jenazah enam te­roris, Polda Jatim baru menerima satu data keluarga dari Purbalingga, Jawa Tengah. Polda masih menunggu dari anggota keluarga lima lainnya. “Sudah dipastikan baru satu yang siap menyerahkan data pembanding,” kata Kabid Humas Polda Jatim Kombes Frans Barung Mangera di Surabaya, kemarin.

Dijelaskan, Polda Jatim sebenarnya sudah mendapatkan semua identitas mereka, tapi pihaknya masih menunggu data pembanding untuk me­nguatkan. “Data pembanding sangat dibutuhkan dan penting agar forensik mendapat kepastian, kemudian dicocokkan dengan data yang ada,” ujarnya. (Nur/FL/YK/P-4)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Oka Saputra
Berita Lainnya