Teroris Tuban Bermotif Balas Dendam

Nov/YK/Ant/P-4
10/4/2017 07:14
Teroris Tuban Bermotif Balas Dendam
(Enam terduga teroris Jamaah Ansharut Daulah (JAD) tewas dalam baku tembak, satu lainnya tertangkap, tetapi mengalami gangguan jiwa. -- ANTARA FOTO/Aguk Sudarmojo)

KEPOLISIAN Daerah (Polda) Jawa Timur menyatakan enam terduga teroris pelaku penembakan pos polisi lalu lintas yang tewas di kebun jagung dekat Balai Desa Suwalan, Kecamatan Jenu, Kabupaten Tuban, teridentifikasi sebagai bagian dari jaringan kelompok Jamaah Ansharut Daulah (JAD) dari wilayah Jawa Tengah.

Aksi penyerangan merupakan perintah terduga teroris Zainal Anshori yang ditangkap di Lamongan, Jawa Timur, pada Jumat (7/4).

“Rencana penembakan terhadap polantas Polres Tuban merupakan perintah dari Zainal Anshori apabila dirinya ditangkap,” kata Kepala Biro Penerangan Masyarakat (Karo Penmas) Polri Brigjen Rikwanto melalui pesan singkat, kemarin.

Zainal Anshori merupakan pimpinan JAD Nusantara yang ditunjuk tokoh ISIS di Indonesia Aman Abdurrahman yang kini mendekam di LP Nusakambangan. Anshori ditangkap tim Densus 88 di Kabupaten Lamongan, Jawa Timur, pada Jumat (7/4) bersama dua terduga teroris lainnya, yakni Zainal Hasan dan Adi Bramadinata.

Dari hasil pemeriksaan sementara, empat dari enam terduga teroris yang ditembak mati tersebut bernama AH (alamat Tersono, Batang, Jateng), SA (Ngaliyan, Semarang, Jateng), YR (Gemuh, Kendal, Jateng), dan EP (Tersono, Batang, Jateng).

“Sementara itu dua jenazah lainnya belum dapat teridentifikasi,” katanya.

Sebelumnya, Kapolda Jatim Irjen Machfud Arifin menegaskan bahwa keenam teroris yang ditembak mati tersebut bertujuan melakukan serangkaian aksi balas dendam terhadap anggota kepolisian.

“Ini kelompok dari Jawa Tengah yang akan melakukan balas dendam karena temannya telah kita tangkap dua hari yang lalu di Lamongan,” ujarnya.

Di Semarang, polisi menggeledah rumah Satria Aditama, salah seorang terduga pelaku teror di Tuban, Jawa Timur, yang beralamat di Jalan Taman Karonsih II No 1130, Kota Semarang, Jawa Tengah.

Ketua RT setempat, Candra ­Satya Nugraha, di Semarang, kemarin, membenarkan penggeledahan yang dilakukan sejak Sabtu (8/4) malam tersebut.

“Polisi datang untuk minta izin, kemudian saya ikut mendampingi,” kata dia. (Nov/YK/Ant/P-4)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Oka Saputra
Berita Lainnya