Headline
Surya Paloh tegaskan Partai NasDem akan lapang dada melakukan transformasi regenerasi.
Surya Paloh tegaskan Partai NasDem akan lapang dada melakukan transformasi regenerasi.
Kumpulan Berita DPR RI
NAHDLATUL Ulama (NU) meminta semua pihak tidak mencatut agama atau berupaya menjadikan Indonesia sebagai negara agama hanya demi kepentingan politik.
Pesan ini mengemuka pada istigasah kubra dalam rangka hari lahir ke-94 NU tahun 2017 yang mengusung tema Mengetuk pintu langit, menggapai Nurullah di Stadion Gelora Delta Kabupaten Sidoarjo, Jawa Timur, kemarin.
Kegiatan yang dipenuhi ratusan ribu warga NU itu dihadiri oleh Rais Am PBNU yang juga Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) KH Maruf Amin, Wakil Rais Am Pengurus Besar NU Miftahul Akhyar, Wakil Ketua Rais Syuriah PWNU Jatim KH Anwar Iskandar, Ketua Tanfidziyah PWNU Jawa Timur KH Hasan Mutawakkil Alallah, serta sejumlah ulama lain.
Sejumlah tokoh juga hadir, seperti Ketua DPR Setya Novanto, Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar, Gubernur Jawa Timur Soekarwo, dan Wakil Gubernur Saifullah Yusuf.
"Negara ini ialah negara bangsa, bukan negara agama. Nation state yang melindungi kebebasan seluruh warga, apa pun agamanya, untuk melaksanakan ajarannya," tegas KH Anwar Iskandar.
Anwar mengatakan NU dilahirkan untuk menjaga keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Karena itu, NU akan berdiri di depan untuk menjaga pilar negara, yaitu Pancasila, UUD 1945, Bhinneka Tunggal Ika, dan NKRI.
"Saya meminta tidak ada lagi yang bicara negara, agama, politik atas nama Islam, dan lain-lain karena semua itu sudah selesai," ujarnya.
Sebelumnya dalam seminar di Jakarta, Sabtu (8/4), pesan senada telah disampaikan mantan Ketua Umum PP Muhammadiyah Syafii Maarif yang menegaskan pentingnya pengamalan Pancasila dalam menjaga keutuhan bangsa.
Melalui istigasah, tambah Anwar, NU juga ingin mengetuk hati para pemimpin untuk amanah dan menjauhkan diri dari korupsi.
Sementara itu, KH Hasan Mutawakkil berharap istigasah mampu menjaga kerukunan umat beragama.
"Doa bersama ini bisa mencerahkan dan juga solusi atas bencana sosial bangsa. Kekuatan doa ialah kekuatan umat dan bisa menjadi solusi segala persoalan," tegas Hasan.
Dalam kesempatan terpisah, Ketua Umum PBNU KH Said Aqil Siroj mengingatkan setiap pemimpin untuk meniru akhlak Nabi Muhammad SAW dalam berdakwah. Seorang pemimpin harus adil terhadap warga meski berbeda agama, partai, politik, dan suku.
"Seperti Rasul, ketika memimpin Kota Yatsrib, penduduknya ada muslim dan nonmuslim. Semua diperlakukan oleh Rasul dengan sama, hak dan kewajiban juga sama. Tidak pandang agama dan sukunya apa," terang Said Aqil saat tausiah memperingati Haul KH Usman Zaid di Pondok Pesantren Al Abror, Kabupaten Tegal, Jawa Tengah, kemarin.
Said Aqil juga menjelaskan amanat yang dipikul dalam melaksanakan tanggung jawab membela Islam, yaitu amanat diniah (agama) dan amanat watoniah (kebangsaan).
"Keduanya tidak boleh dipisahkan. Membela agama, ya berarti membela bangsa dan negara," ungkapnya. (JI/Ant/X-11)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved