Headline
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
Maduro menyamakan pemilihan umum kali ini dengan salah satu pertikaian militer paling terkenal dalam perjuangan Venezuela untuk merdeka dari Spanyol.
CALON Walikota Makassar Andi Seto Asapa mengajak seluruh kandidat yang berkompetisi di pemilihan walikota (Pilwakot) Makassar untuk menjaga kualitas demokrasi yang sehat dan tidak merusaknya dengan cara-cara yang melanggar etika dan moral politik.
Hal itu disampaikan Andi Seto di sela-sela olah raga pagi di Panakkukang, Makassar, Sulawesi Selatan, Minggu (28/7), merespons aksi perusakan atribut kampanye ruang publik seperti spanduk dan baliho miliknya di sejumlah titik. Salah satunya, di jalan Pajongga Dg Ngalle, Jalan Gatot Subroto, Talo, dan Jalan Merpati, Kecamatan Mariso.
Menurut Andi Seto yang pernah menjabat Bupati Sinjai tersebut, ada yang jauh lebih penting dari sekedar menang di Pilwakot. Yaitu, terjaganya etika, moral, dan spirit kebersamaan.
Baca juga : Pilkada Jakarta Disebut Bisa Jadi Simalakama bagi PDIP
"Buat apa terpilih menjadi walikota di Makassar kalau harus mengorbankan kepentingan lebih besar seperti etika, moral dan kebersamaan. Dan ini yang menjadi barang langka saat ini di jagat kontestasi politik," katanya.
Karena itulah, Seto mengingatkan kepada para kandidat di Kota Makassar untuk sama-sama menjaga dan merawat barang mahal tersebut. Tak perlu menghalalkan segala cara untuk menang, sehingga harus menjelekkan, menjatuhkan dan termasuk merusak atribut kampanye calon lain.
Meski aksi perusakan itu terjadi, khususnya pada atribut kampanye miliknya, Andi Seto mengaku tak akan membuatnya ciut atau kehilangan semangat. Justru, ini menjadi momen penting dalam memberikan pendidikan politik buat rakyat, termasuk buat elit politiknya.
Baca juga : Pilkada Jakarta, Anies Baswedan Diprediksi Hadapi Lawan Tangguh
"Kalau buat saya, simple aja. Jika ada yang merusak atribut saya, tinggal ganti aja. Satu rusak, tumbuh seribu. Kenapa? Karena atribut ini penting buat rakyat mengetahui siapa calon pemimpinnya, dan seperti apa rekam jejaknya," tegasnya.
Sementara itu, sejumlah spanduk menolak calon gubernur intoleran bertebaran di sejumlah titik strategis di Kota Makassar. Salah satunya spanduk yang dipasang di jembatan layang Makassar yang sangat strategis terlihat dari Jalan AP Pettarani.
Dalam spanduk berwarna putih itu terdapat cetakan tulisan menggunakan huruf kapital berwarna merah, yaitu 'Kami menolak calon gubernur radikal intoleran di Sulsel. Yang mengharamkan pemasangan foto presiden dan wakil presiden di ruangan gubernur, mengharamkan musik, melarang adat istiadat'.
Baca juga : Sukarelawan Jokowi Dukung Ahmad Luthfi di Pilkada Jateng
Pada setiap spanduk, di pojok kanan bawah selalu ada tulisan sebagai
penanda, yaitu ASS (Aliansi Sulawesi Selatan). Spanduk tersebut pun tidak terpasang lama, karena sudah diturunkan oleh Satpol PP Kota Makassar , setelah dikoordinasikan oleh Bawaslu Kota Makassar .
Menyanggapi hal itu, Ketua Bawaslu Sulsel Mardiana Rusli mengatakan, belum bisa mengisyaratkan maksud dari spanduk-spanduk yang beredar tersebut, karena saat ini belum ada calon kepala daerah dan belum memasuki masa kampanye pilkada.
"Tapi kalau narasi, kita lihat konteksnya apa. Karena narasi itu harus jelas siapa yang disinggung, pemerintah, kandidat, atau institusi," kata Mardiana, Sabtu (27/7). (N-2)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved