Cerita para Bikers untuk Masyarakat

Andreas Andrew/S-4
06/4/2017 07:25
Cerita para Bikers untuk Masyarakat
(Dok. Andreas Andrew)

BILA mendengar kata outdoor activity, pikiran kita langsung mengarah pada aktivitas luar ruangan yang berbau petualangan seperti berkemah, bersepeda, arung jeram, dan panjat tebing. Nah, ada yang unik di International Indonesia Outdoor Festival 2017. Para pengunjung dikejutkan dengan kehadiran para bikers dengan sepeda motor yang garang.

Jangan salah kaprah. Penampilan para bikers (pengendara motor) bukan untuk kebut-kebutan, melainkan mengajak para pengunjung melakukan sarapan, tanya jawab, diskusi, serta test drive motor mereka di Bikers Breakfast Club. Acara yang digelar pada Minggu (2/4) di Sport Complex, GBK, Senayan, Jakarta itu merupakan yang perdana di Ibu Kota.

Saat diwawancarai Media Indonesia, Wulung ‘Ungki’ Damardoto selaku penggagas Indonesia Exploride serta pembicara pada acara itu menguraikan bahwa motor adventure baru diperkenalkan sebagai outdoor activity pada 2016. “Acara ini bertujuan agar masyarakat lebih memahami dan mematuhi tata krama peraturan di jalan, terutama saat touring,” ujar pria yang pernah melakukan perjalanan ke-25 provinsi selama 158 hari itu.

Beberapa komunitas bikers di Jakarta juga diundang sebagai tamu, seperti Campursari Vespa Jakarta, Kawasaki Super Riders, Motor Baik Jakarta, We Ride on Sunday, Honda Big Bike Indonesia, serta Rifat Drive Labs. Saat mengisi sesi diskusi, Fero selaku perwakilan dari komunitas Campursari Vespa mengatakan bahwa komunitas yang menampung kendaraan roda dua keluaran Vespa dan Piaggio ini berdiri sejak 2008.

Dengan semboyan Not Modern only, not Classic only, We are Mix menjadikan komunitas itu menampung berbagai macam jenis, tipe, dan tahun pembuatan untuk motor keluaran Italia tersebut. Komunitas beranggotakan 80 orang yang berasal dari Jabodetabek ini rutin mengadakan touring jarak jauh setahun sekali.

Fero menceritakan kejadian tak terlupakan saat melakukan touring ke Aceh, dua tahun silam. Dalam perjalanan tersebut, ia bersama kawan-kawan sempat mampir ke suatu kedai untuk mengisi bahan bakar kendaraan serta perut. Siapa sangka ternyata kedai tersebut merupakan tempat anggota Gerakan Aceh Merdeka (GAM) berkumpul.

“Sekitar 10 orang sedang mengasah senjata tajam sama benerin pistol. Pas kami mau jalan, datang lagi 30-40 orang. Langsung kami cabut,” ujar Fero seraya tertawa.

Sama hal dengan komunitas Kawasaki Super Riders Indonesia. Perkumpulan yang mengoleksi motor keluaran Jepang dengan rata-rata mesin 600 cc ini berdiri pada 2012.

Komunitas dengan 140 anggota itu juga pernah mengalami kejadian mendebarkan saat melakukan touring Padang-Medan. Iman, salah satu perwakilan dari komunitas, mengisahkan bahwa ia beserta kawan-kawannya sempat salah arah. “Ada satu tour guide yang salah memberikan rute. Seharusnya kami dari Kota Bukittinggi, Padang, ke Medan malah nyasar ke Riau. Kami jalan berputar-putar sehingga waktu tempuh menjadi 22 jam biasanya yang kurang dari 20 jam,” pungkas Iwan sambil tertawa. (Andreas Andrew/S-4)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Oka Saputra
Berita Lainnya