Headline
Surya Paloh tegaskan Partai NasDem akan lapang dada melakukan transformasi regenerasi.
Surya Paloh tegaskan Partai NasDem akan lapang dada melakukan transformasi regenerasi.
SEBAGIAN orang mungkin menganggap mobil lawas tidak lebih dari barang tua yang rewel dan tidak praktis.
Namun, ada juga yang justru menggandrungi mobil kuno nan antik, seperti mereka yang tergabung dalam Perhimpunan Penggemar Mobil Kuno Indonesia (PPMKI), juga Mercedes-Benz Classic Club Indonesia (MCCI).
Tentu saja jangan membayangkan mobil koleksi mereka sebagai mobil karatan yang keropos dan mogok nyaris setiap saat.
Kendaraan tua milik mereka terbilang 'tua-tua keladi'.
Alih-alih sekadar jadi pajangan di garasi, mobil-mobil lawas tersebut masih 'garang' di jalan atau bahkan untuk dibawa touring jarak jauh.
Ketua Umum PPMKI Ronny Arifudin menuturkan pihaknya biasa menggelar long touring dua kali setahun dan short touring enam kali setahun.
"Long touring biasanya dengan rute menyeberangi pulau, misalnya dari Jakarta ke Pulau Komodo. Short touring, itu masih di dalam Jawa, seperti Jakarta-Guci Tegal," terangnya kepada Media Indonesia di markas PPMKI di bilangan Bintaro, Jakarta Selatan, Minggu (19/3).
Komunitas otomotif tertua di Indonesia itu--berdiri sejak 13 November 1979--pun acap menggelar napak tilas ke Rengasdengklok ataupun tabur bunga di Taman Makam Pahlawan Surabaya.
Kegiatan touring ataupun reli ditujukan antara lain sebagai upaya membantu pemerintah mengampanyekan tempat-tempat wisata di Tanah Air.
Touring juga menjadi salah satu agenda MCCI untuk memperkuat keakraban. Ketua Umum MCCI Indra Zain mengemukakan komunitasnya yang beranggotakan sekitar 200 orang itu sudah pernah touring Jakarta-Sabang.
Tidak tanggung-tanggung, jarak yang ditempuh sampai 3.750 km.
Touring tersebut, menurut Indra, ialah untuk membuktikan bahwa mobil Mercedes-Benz klasik tidak kalah ciamik dengan mobil era milenium.
Meski berusia sudah puluhan tahun, mereka tetap mumpuni untuk perjalanan jauh.
Mercy 'Batman' Fintail W 110 atau W 111, Mercy S Class 'Kebo' W 180, Mercy S Class 'Barong' W 117, serta Mercy 'Mini' W 114-W 115 ialah jenis Mercy klasik yang ia klaim cocok untuk medan jauh.
Mengapa mobil kuno?
Bagi Ronny, mobil 'uzur' menarik lantaran bentuk mereka yang unik.
Di matanya, ada keindahan pada sosok mobil klasik. Perawatannya pun butuh seni tersendiri.
Ketika pertama membeli mobil kuno pada 1999, Ronny membeli separuh jadi untuk kemudian ia restorasi secara bertahap.
Saat itu, mobil yang dibelinya ialah Mercy 'Batman' 140 tahun 1964.
"Tahun '90-an itu kita nyari (suku cadang)-nya setengah mati, belum ada online," kisahnya.
Ronny mengakali kondisi itu dengan kanibalisme. Sebelum membeli mobil kuno idamannya, ia menyiapkan mobil sejenis yang lantas ia pereteli untuk kemudian dipasang lagi di mobil yang masih berkondisi baik.
Berbeda dengan Ronny, Indra mengatakan koleksi Mercy-nya bukan hasil restorasi.
Ia sempat melakukan itu, tapi lama-kelamaan ia memutuskan untuk beli jadi karena amat sulit mencari suku cadang Mercy antik.
"Kendala untuk aksesori, spare part, dan lain-lain, Mercy itu memproduksi hanya sampai 35 tahun. Setelahnya tidak. Artinya, barang yang beredar ialah stok lama," ungkapnya.
Meski punya cara berbeda dalam membangun koleksi mobil, Indra dan Ronny punya persepsi sepaham soal mobil antik.
Mobil antik perlu dilestarikan karena unik dan bernilai artistik.
Faktor-faktor itu yang menurut mereka membuat nilai mobil antik, terutama Mercy, terus meningkat saban tahun sehingga layak dijadikan investasi.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved