Headline
Surya Paloh tegaskan Partai NasDem akan lapang dada melakukan transformasi regenerasi.
Surya Paloh tegaskan Partai NasDem akan lapang dada melakukan transformasi regenerasi.
MENDANDANI kendaraan agar tampak berbeda dari yang lain sudah umum dilakukan para pemilik mobil dan sepeda motor. Level dandanannya pun beragam, mulai mengubah total alias modifikasi berat hingga sekadar menambah aksesori ringan seperti penggunaan stiker. Sayangnya, tidak semua pemilik kendaraan merupakan pemerhati otomotif. Alhasil, tidak sedikit yang melakukan kesalahan fatal yang ujung-ujungnya justru menuai cibiran. Di antara sekian banyak kesalahan yang paling sering dilakukan ialah pemasangan stiker pada bodi kendaraan.
Tentu pembaca juga sering melihat kendaraan dengan merek A yang oleh pemiliknya dipasangi stiker sebuah brand tuner yang notabene bukan diperuntukkan merek A.
Sebagai contoh, mobil Ertiga (Suzuki) dipasangi stiker Ralliart (Mitsubishi) atau Mobilio (Honda) dihiasi stiker besar bertuliskan TRD Sportivo (Toyota).
Menurut salah satu pemilik kendaraan Arief Chandra, umumnya tren salah pasang merek ini dilakukan kalangan masyarakat yang baru pernah memiliki kendaraan. “Mereka umumnya pembeli mobil pemula. Bisa pembeli mobil bekas, atau pembeli mobil baru di kelas menengah ke bawah,” terang penyuka Moto-GP dan modifikasi mobil yang tinggal di kawasan Ciputat tersebut. “Kalau saya melihatnya kasihan. Pengin keren tapi malah dicibir orang karena jadi jelas ketahuan kalau sang pemilik enggak paham soal mobil sama sekali. Siapa pun tentu tidak mau kan dicap seperti itu walaupun itu faktanya,” celotehnya.
Hal senada diungkapkan Alfian, pedagang khusus aksesori daring mobil. Menurutnya, meskipun tidak ada aturan dalam memasang sebuah emblem atau logo di kendaraan pribadi, sebaiknya cermati dulu apa yang sepantasnya dipasang dengan disesuaikan dengan merek kendaraan yang bersangkutan.
“Saat ini banyak yang menjual beragam emblem, logo, dan stiker beberapa brand tuner terkemuka. Ada Brabus, AMG, Lorinser, AC Schintzer untuk merek Eropa, lalu TRD, Nismo, Mugen, STI, dan Ralliart untuk merek Jepang.”
Cari informasi
“Sebelum menentukan pilihan, sebaiknya pelajari dulu latar belakang brand-brand tuner tersebut,” imbau Alfian. Pedagang daring khusus emblem otomotif itu juga mengatakan dirinya selalu berdiskusi dengan sebagian besar konsumen. “Saya kerap menanyakan peruntukan barang yang konsumen pesan. Biasanya saya kasih saran kalau bertemu konsumen yang salah kaparah model itu, seperti memesan emblem Ralliart untuk Toyota-nya,” tutur Alfian.
“Untuk emblem orisinal dengan harganya cukup mahal, konsumen yang melakukan transaksi adalah pemain lama dan kebanyakan merek Eropa. Jadi, tidak banyak yang salah kaprah. Yang banyak salah itu pemesan emblem dan stiker TRD. Ada yang mau pasang di Suzuki, atau di Mitsubishi-nya,” bebernya.
Agar hal ini tidak terjadi pada Anda, Arief dan Alfian menyarankan untuk meluangkan waktu sedikit guna mencari informasi yang tepat agar niat Anda mendandani kendaraan tidak dicibir orang lain. Saat ini informasi sudah sangat mudah di dapat lewat pencarian di internet, atau bertanya pada teman yang sekiranya lebih ‘pengalaman’ soal otomotif. (Cdx/S-1)
Daftar merek kendaraan dan tuner resmi yang logo dan stikernya banyak dijual di pasaran:
Toyota - TRD (Toyota Racing Development), TOM’S - (Tachi & Kiyoshi Oiwa Motorsport).
Honda - Mugen Power
Mitsubishi - Ralliart
Mercedes-Benz - AMG (Aufrecht-Melcher-Grossaspach), Brabus (Brackman-Buschmann), Carlsson
BMW - BMW M Division, AC Schnitzer,
Nissan - Nismo
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved