Ekspor Mobil Perlu Perangsang

Iqbal Musyaffa
23/6/2016 04:30
Ekspor Mobil Perlu Perangsang
(MI/ARYA MANGGALA)

PASAR ekspor kendaraan roda empat Indonesia masih jauh dari pasar domestik. Pasar domestik mencapai 1.013.291 unit pada 2015, sedangkan ekspor mobil Indonesia hanya 207.691 unit. Kondisi itu berbeda dengan Thailand. Pada 2015, angka penjualan domestiknya mobil di Thailand sebesar 799.632 unit, sementara ekspornya mencapai 1.204.895 unit. Direktur Korporasi dan Hubungan Eksternal PT Toyota Motor Manufacturing Indonesia I Made Dana Tangkas menyatakan sepanjang Mei jumlah ekspor kendaraan Toyota sebanyak 18.600 unit.

Jumlah itu meningkat jika dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu yang mencapai 15.300 unit. "Peningkatan ekspor terbesar disumbangkan Kijang Innova sebanyak 3.500 unit, naik 219% dari bulan yang sama tahun lalu dengan total ekspor Innova 1.600 unit. Kemudian Toyota Agya juga meningkat ekspornya 189% dari 900 unit menjadi 1.700 unit," jelas Made Dana. Ekspor terbanyak ketiga berasal dari Toyota Fortuner dengan volume 4.600 unit, meningkat dari 3.600 unit di Mei tahun lalu. Toyota Vios, Yaris, Avanza, Rush, dan Town Ace/Lite Ace secara keseluruhan diekspor sebanyak 8.800 unit.

"Khusus untuk sedan, kita sudah mulai ekspor skala besar sejak Maret 2014 hanya untuk Vios dengan rata-rata volume ekspor sebesar 4.200 unit/bulan, dari total ekspor 14.700 unit per bulan di tahun lalu. Total ekspor Vios di 2015 sebanyak 51.529 unit," tambah Made Dana. Secara keseluruhan, Toyota telah mengekspor 176.700 kendaraan sepanjang 2015. Negara-negara tujuan ekspor Toyota antara lain Thailand, Brunei, Singapura, Malaysia, Filipina, Arab Saudi, Oman, UEA, Kuwait, Bahrain, Qatar, Meksiko, dan sejumlah negara Afrika. Di sisi lain, Suzuki pada 2015 mengekspor sebanyak 26.138 kendaraan dengan komposisi 8.376 kendaraan CKD (completely knock down) dan 17.762 unit CBU (completely built up).

Total ekspor Suzuki didominasi model MPV dengan total 16.732 yang diekspor ke 84 negara. Pada tahun ini, Suzuki mengekspor model Ertiga ke Malaysia secara CKD bekerja sama dengan Proton. Sebanyak 1.500 Ertiga dikirim ke Malaysia setiap bulannya dan total sepanjang 2016 diperkirakan Suzuki mengekspor 18 ribu unit.

Insentif
Ketua Umum I Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) Jongkie D Sugiarto menilai keberhasilan Thailand dalam ekspor kendaraan roda empat atau lebih tidak terlepas dari kebijakan pemerintah mereka yang memberikan insentif fiskal untuk meningkatkan produksi dan penjualan kendaraan bermotor.

"Thailand menjadi basis produksi hampir seluruh jenis kendaraan sehingga line-up ekspor mereka ada, dari SUV, MPV, sedan, pikap, dan double cabin. Ekspor kendaraan Indonesia masih didominasi sport utility vehicle (SUV) dan multipurpose vehicle (MPV) saja. Sementara itu, tren di pasar global masih didominasi sedan," ujar Jongkie di Jakarta, pertengahan Juni lalu.

Tren kendaraan yang digemari konsumen Indonesia memang SUV dan MPV, tetapi selera pasar domestik Indonesia berbeda dengan selera konsumen global. Pasar sedan di Indonesia sangat kecil, hanya sekitar 2%. Apalagi kebijakan fiskal sangat menghambat pertumbuhan pasar sedan di dalam negeri sehingga produsen enggan untuk menjadikan Indonesia sebagai basis produksi sedan. Hal itu dinilai menghambat peningkatan ekspor kendaraan jenis sedan. "Pajak sedan sekarang sekitar 30% karena masuk kategori barang mewah, sementara SUV dan MPV pajaknya 10%. Untuk apa pajak besar kalau ujung-ujungnya tidak bisa dirakit di dalam negeri dan tidak bisa ekspor? Lebih baik pajaknya disesuaikan sekitar 10% untuk meningkatkan pertumbuhannya," lanjut Jongkie.

Menurutnya, Gaikindo sudah mengirim surat ke Kementerian Perindustrian mengusulkan penyesuaian pajak untuk sedan.
"Kalau sudah diproduksi di Indonesia, kan bisa membuka lapangan kerja dan ujung-ujungnya bisa ekspor. Kalau pasar dalam negeri kita stagnan, kan kita bisa menggenjot ekspor. Kapasitas produksi kita sebesar 1,9 juta dan baru terisi 1 juta untuk pasar domestik dan 200 ribu untuk pasar ekspor. Sisa slot kapasitas produksi 700 ribu itu mau dikemanain?" tanyanya.

Ia mencontohkan sedan Toyota Soluna dan Honda City yang sempat diproduksi di dalam negeri kini sudah hijrah ke 'Negeri Gajah Putih'. "Mereka lebih tertarik produksi di Thailand karena pasarnya besar. Misal pasar mereka 3.000 unit, sedangkan pasar kita hanya 300 unit, lebih baik mereka mengekspor ke Indonesia. Ditambah lagi dengan adanya MEA sehingga bea masuk impor di Indonesia menjadi 0%. Itu jauh lebih menguntungkan." (S-2)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Dedy P
Berita Lainnya