Level Baru Fitur Keamanan

MI/INSAN AKBAR KRINAMUSI
25/6/2015 00:00
Level Baru Fitur Keamanan
(AFP/TORU YAMANAKA)
LIMA tahun dari sekarang mungkin saja muncul kendaraan yang bisa menolak menyala jika sang pengendara dinilai membahayakan diri sendiri dan penumpangnya. Penelitian untuk membuat fitur keamanan aktif pada kendaraan roda empat yang jauh lebih cerdas daripada yang ada saat ini sedang dilakukan.

Fitur-fitur keamanan aktif era kini semisal blind spot monitoring (monitor sudut mati), lane departure warning (pemberi peringatan keluar jalur), lane keep assist (penjaga mobil tetap di jalur), serta forward collision avoidance (pencegah tubrukan depan) memang masih terbilang canggih dan mahal.

Masih ada pula fitur mutakhir lain seperti rear cross traffic alert (peringatan mobil yang melintas di belakang) serta automatic emergency braking (rem darurat otomatis). Akan tetapi, tidak sampai satu dekade, bisa jadi semua itu tak akan lagi mengundang decak kagum berkat sebuah penelitian.

Jangan buru-buru mengira itu ialah penelitian di Indonesia. Bukan. Penelitian yang dimaksud di sini ialah penelitian global.

National Highway Traffic Safety Administration (NHTSA)-lah yang melakukannya melalui riset gabungan pemerintah-pabrikan otomotif untuk menciptakan sistem deteksi alkohol pada pengendara (the driver alcohol detection system for safety/DADSS).

NHTSA sendiri merupakan institusi di Amerika Serikat yang berfungsi mengurangi angka kematian, cedera, dan kerugian finansial dari kecelakaan di jalan raya yang melakukannya.

Laman daring resmi NHTSA menjelaskan, terdapat 17 merek roda empat yang ikut dalam riset itu. Seluruh pabrikan itu tergabung dalam Koalisi Otomotif untuk Keselamatan Lalu Lintas (Automotive Coalition for Traffic Safety/ACTS)

Pabrikan-pabrikan seperti General Motors, Volkswagen, BMW, Mercedes-Benz, Honda, Mitsubishi, Nissan, Toyota, Kia, serta Jaguar-Land Rover bersama-sama NHTSA sejak 2008 menggalakkan riset mengembangkan deteksi level alkohol dalam darah melalui analisa napas dan darah.

Untuk saat ini, penelitian memang masih terlihat fokus pada sisi keamanan terkait dengan penggunaan alkohol. Sebagai latar belakangnya, di 'Negeri Paman Sam', menurut laman daring Auto Evolution, masih terdapat 10 ribu kematian tiap tahun akibat berkendara saat mabuk, sekitar 30% dari angka kecelakaan lalu lintas.

"Pendidikan, kesadaran masyarakat, dan penegakan hukum telah sukses menurunkan secara dramatis insiden akibat mengemudi saat mabuk. Namun, teknologi mutakhir membawa potensi luar biasa menyelamatkan lebih banyak lagi nyawa," jelas Transportation Secretary Anthony Renard Foxx seperti disitat dari Cars.aol.co.uk, Juni ini.

Diperkirakan, riset itu akan rampung pada 2020. DADSS terlebih dahulu diproyeksikan untuk menjadi fitur opsional bagi konsumen.

DADSS, terang laman daring Daily Mail, nantinya akan mendeteksi persentase kandungan alkohol melalui alat penganalisis napas (breathalyser) yang terdapat pada lingkar kemudi.

Untuk lebih presisi, terdapat pula sensor di tombol untuk menyalakan mobil (on/off button) atau tuas transmisi yang akan 'menembus' jaringan kulit untuk melihat kandungan darah. Jika kedua fitur keamanan aktif tersebut menilai kandungan alkohol dalam darah melebihi 0,08%, mobil tidak akan dapat menyala.

NHTSA memaparkan penelitian terdiri dari tiga fase. Fase pertama, yang telah komplet pada 2011, ialah riset awal untuk mengetahui cara melacak kandungan alkohol melalui napas dan darah di balik jaringan kulit telapak tangan.

Fase kedua, yang diproyeksikan kelar tahun depan, ialah penelitian lanjutan untuk meningkatkan akurasi dan presisi analisis, pun menurunkan waktu analisis yang diperlukan kedua fitur itu. Pada fase ini sudah terdapat prototipe fitur yang dipasangkan di kendaraan riset.

Fase ketiga dilakukan berbarengan dengan fase kedua. Penyempurnaan berbagai teknologi dan instrumen fitur, juga pembelajaran tentang interaksi pengendara dengan fitur secara fisiologis dan ergonomis, dilakukan di jenjang terakhir tersebut.

Pembaca gelombang otak
Di luar DADSS, pengembangan fitur keamanan aktif di laboratorium pabrikan juga terus berjalan. Fokusnya sama, mencegah penggunaan alkohol yang berlebihan saat berkendara.

Jaguar-Land Rover, misalnya, yang menurut laman daring Motor Trend sedang meneliti teknologi pembaca gelombang otak pengendara mabuk atau lelah, kemudian memperingati orang di balik setir kemudi lewat getaran di pedal atau membuat mobil menepi darurat secara otomatis.

Ketertiban lalu lintas plus keselamatan para pengguna jalan memang jadi tanggung jawab bersama pemerintah, pabrikan, sampai pengguna kendaraan bermotor. Namun, dari perspektif produsen, tentu ada harga lebih yang mesti dibayar konsumen untuk setiap penambahan level fitur keamanan sebuah mobil. (S-2)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Admin
Berita Lainnya