LINTASAN miring seperti arena balap sepeda langsung menarik perhatian saya begitu memasuki areal Daihatsu Shiga Technical Center di Osaka, Jepang, pekan lalu. Segera terbayang saya akan melakukan test drive melewati lintasan miring itu.
Sebelum test drive, General Manager Daihatsu Hiroshi Shiraiwa memberi pengarahan di kelas. Saya dan peserta lain dari Indonesia, kata dia, akan menjajal tiga mobil mini produksi Daihatsu, yakni Mira e:S, Tanto, dan Copen. "Kami telah melakukan inovasi tenaga, penggunaan energi, serta desain kendaraan terhadap mobil-mobil mini tersebut," kata Hiroshi.
Di Jepang mobil mini lazim disebut Kei Car. Yang masuk kategori mobil mini ialah mobil dengan kapasitas mesin 660 cc, ukuran bodi 3,40 m x 1,48m x 2,00 m, berpenumpang maksimal empat orang, dan kapasitas angkut maksimal 350 kilogram.
Seusai mendapat pengarahan, saya pun menuju area test drive. Mobil yang pertama-tama saya jajal ialah Daihatsu Mira e:S. Yang terpenting dari mobil itu ialah konsumsi bensinnya yang sangat hemat, yakni 35,2 kilometer/liter.
Bila pada produksi sebelumnya mesin Mira e:S otomatis berhenti ketika kecepatan 0 km/jam, kini mesinnya otomatis berhenti ketika kecepatannya 11 km/jam. Lalu, hanya dengan menekan pedal gas, mesin bekerja kembali. Test drive Mira e:S ialah untuk menguji seberapa hemat konsumsi bensinnya.
Sesuai dengan arahan, begitu start saya berangsur-angsur memacu kecepatan hingga 40 km/jam, lalu turun hingga kecepatan 30 km/jam, berbelok ke kiri dan menurunkan kecepatan hingga 20 km/jam. Menjelang finis saya memperlambat kecepatan hingga sekitar 11 km/jam. Betul saja, mesin mobil berhenti pada kecepatan tersebut.
Hingga mobil kecepatan 0 km/jam atau betul-betul berhenti, saya kemudian menginjak pedal gas untuk kembali menghidupkan mesin. Saya memutar sekali lagi lintasan drive dengan urut-urutan kecepatan serupa dengan test drive pertama. Begitu finis, petugas mencatat konsumsi bensin mobil yang saya kendarai. Saya menghabiskan bensin 31,4 km/l. Peserta lain ada yang mengonsumsi bensin 34,5 km/l, sedikit di bawah konsumsi bensin ideal, yakni 35,2 km/l.
Saya lantas melanjutkan test drive menggunakan mobil Daihatsu Copen. Copen ialah tipe mobil sport berpenumpang maksimal dua orang. Atapnya bisa dibuka dan ditutup secara elektris.
Meski mobil sport, karena masuk kategori mobil mini, kapasitas mesinnya juga 660 cc. Kita bisa memacu Copen hingga kecepatan 140 km/jam. Di Indonesia Copen diluncurkan di Bali pada 29 Mei 2015.
Untuk test drive Copen, saya didampingi seorang instruktur. Pada test drive Copen inilah, saya harus melewati lintasan miring. Dua kali saya harus melewati lintasan miring. Pertama lintasan dengan kemiringan sekitar 30 derajat, dan kedua dengan kemiringan sekitar 40 derajat.
Ketika Copen yang saya pacu hendak memasuki lintasan miring 30 derajat, instruktur mengingatkan ihwal kecepatan serta kendali kemudi. "Kecepatan antara 60 km/jam dan 80 km/jam. Jangan sekali-kali membanting kemudi. Kendalikan kemudi mengikuti lintasan," kata instruktur berkebangsaan Jepang itu dalam bahasa Inggris.
Ketika hendak melewati lintasan yang sama tetapi dengan kemiringan 40 derajat, instruktur cuma mengingatkan saya soal kecepatan. "Kecepatan antara 80 km/jam dan 109 km/jam," kata dia.
Saya tentu harus mengikuti arahan sang instruktur. Saya ternyata bisa melewati lintasan miring, baik yang 30 derajat maupun 40 derajat, dengan mulus. Sungguh mendebarkan, tetapi mengasyikkan melewati lintasan miring tersebut.
Mobil terakhir yang saya jajal ialah Daihatsu Tanto. Rute yang saya lewati sama dengan rute Copen, termasuk lintasan miringnya. Tanpa kesulitan, saya melewatinya dengan mulus.
Walhasil, saya bisa mengatakan Daihatsu sukses memproduksi mobil mini dengan kenyamanan maksimal. (S-2)