Lebaran Hambar buat Roda Dua

MI/Insan Akbar Krisnamusi
04/6/2015 00:00
Lebaran Hambar buat Roda Dua
(ANTARA/ZABUR KARURU)
AGAKNYA tidak akan ada 'pesta' bagi pabrikan roda dua pada Idul Fitri tahun ini. Lesunya gairah pasar sepeda motor selama semester pertama 2015 diprediksi membuat Lebaran, Juli nanti, mungkin terasa hambar bagi para agen pemegang merek (APM). Padahal, satu bulan menjelang Lebaran biasanya menjadi momen paling menggembirakan industri otomotif Indonesia. Akselerasi angka penjualan pada saat itu seperti sebuah tradisi yang hampir pasti terjadi.

Namun, apa mau dikata? Pasar pada Juni ini pun diprediksi tak akan terlalu menggeliat. "Harusnya, geliatnya sudah dimulai sejak Mei. Tapi kami melihat Mei masih begitu-begitu saja, masih seperti tren awal tahun," ujar Manajer Pemasaran PT TVS Motor Company Indonesia Rizal Tandju, Kamis pekan lalu, di Jakarta.

Setali tiga uang dengan Rizal, Direktur Pemasaran PT Astra Honda Motor Margono Tanuwidjaja menjelaskan kenaikan transaksi jual beli 'kuda besi' menjelang Lebaran mendatang tak akan signifikan. "Kalau Lebaran, biasanya penjualan bisa naik sampai 15% dari bulan sebelumnya, tapi tahun ini paling-paling 5%," tandasnya, pekan lalu di Cikarang, Bekasi.

Tanda-tanda tiarapnya aktivitas komersial di industri sepeda motor memang telah terjadi sejak awal 2015. Menurut data Asosiasi Industri Sepeda Motor Indonesia (AISI), penjualan pada kuartal pertama tahun ini menukik turun 19,65% dari periode yang sama tahun sebelumnya, atau dari 2.719.633 unit menjadi 2.185.269 unit.

Performa penjualan pada Mei pun diramalkan masih pada kisaran yang sama dengan April saat para APM secara total hanya berhasil melego 538.744 unit. "Kalau pun ada naik atau turun, kurang lebih hanya 2%-an," nilai Rizal.

Melihat deselerasi penjualan tahun ini, AISI sampai merevisi proyeksi bobot pasar sepeda motor di Tahun Kambing Kayu dari 7,8 juta-7,9 juta unit--sama dengan tahun lalu--menjadi 6,8 juta-7 juta unit.

Baik Rizal maupun Margono sama-sama menyebut harga komoditas yang anjlok dan inflasi disebabkan oleh gonjang-ganjing harga bahan bakar minyak (BBM). Harga BBM masih disebut sebagai dua faktor utama menurunnya daya beli konsumen roda dua nasional.

"Untuk daerah-daerah di luar Pulau Jawa, seperti di Pulau Sumatra dan Kalimantan, harga komoditas sangat memengaruhi. Di daerah selain dua itu, harga-harga kebutuhan pokok yang utama," papar Rizal.

Margono berekspektasi kondisi pasar pada semester kedua bisa membaik. Ia berharap proyek-proyek infrastruktur pemerintah yang akan berjalan di paruh kedua 2015 dapat menggerakkan roda ekonomi dan mendorong konsumsi sepeda motor.

Kendati begitu, menukiknya angka penjualan sepanjang 2015 tetap akan memakan 'korban'. Pangsa pasar segmen underbone (motor bebek) diperkirakan semakin mengerucut di penutup tahun. "Yang paling terkena dampak adalah segmen middle-low, kebanyakan motor bebek. Motor sport di akhir tahun bisa 13% kontribusinya, motor bebek 11%, dan 76% adalah skutik," sebut Margono.

Adapun sumbangan segmen motor sport, motor bebek, dan skutik untuk pasar 2014 yang mencapai 2.719.633 unit. Rincian masing-masing ialah 12,86%, 18,57%, serta 67,66%.

Gempuran produk baru

Yang cukup mengejutkan, di tengah situasi pasar yang sedang tidak mengenakkan, gempuran produk-produk baru tidak berhenti. Sejak Januari hingga awal Juni ini, Honda sudah meluncurkan antara lain skutik All-New Vario 150 dan All-New Scoopy eSP, motor bebek New Revo FI, dan motor sport CBR250R Champion Edition.

Yamaha tak kalah agresif. Mereka memperkenalkan secara resmi model-model baru, seperti skutik NMax 150, GT Eagle Eye 125 Special Edition Autosafe, Grand Filano, motor bebek Jupiter MX 150 plus MX King 150, dan motor sport YZF-R25 ABS, MT 09.

Pada Rabu (3/6), Media Indonesia bahkan menerima lagi undangan peluncuran model baru selanjutnya yang akan dihelat akhir pekan nanti.

Kawasaki juga telah menerjunkan delapan motor sport baru dan mengaku masih memiliki dua produk lagi dalam daftar tunggu, sedangkan TVS baru saja memasarkan New Dazz DFI serta bakal merilis New Apache 200 di akhir semester II.

Sedang bunuh dirikah mereka? Rupanya tidak. Pasar lesu bukan berarti menyetop optimisme. "Strategi Honda dalam situasi apa pun tidak berubah. Situasi ini, kan, sudah terasa sejak akhir tahun lalu, tapi kami telah meluncurkan produk sejak Desember," jelas Margono.

"Permintaan pasar memang amat mungkin turun. Tapi, usaha Yamaha memperkenalkan model-model baru bertujuan membuat konsumen tetap tertarik," kata GM Komunikasi Pemasaran dan Manajemen Komunitas PT Yamaha Indonesia Motor Manufacturing Mohammad Masykur saat memprediksi pasar 2015, beberapa waktu lalu di Jakarta.

Begitu pula dengan pabrikan asal India, TVS, yang cukup yakin bahwa model-model baru yang diluncurkan pada tahun sulit ini setidaknya dapat menjadi tonggak penjualan pada tahun depan. (S-2)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Admin
Berita Lainnya