Shell Manfaatkan Gas Sebagai Base Oil

Nurtjahyadi
17/2/2016 22:44
Shell Manfaatkan Gas Sebagai Base Oil
(ANTARA/Reno Esnir)

DI sela acara Shell Indonesia Technology Conference 2016 yang digelar di Hotel fairmont, Senayan, Jakarta, Rabu (17/2), GM Technical Shell Lubricants Indonesia Bambang Wahyudi kembali menegaskan keunggulan pelumas yang diproduksi oleh Shell. Menurutnya base oil (bahan dasar dasar pembuatan oli) yang digunakan oleh perusahaan untuk produk pelumas premium Shell didapatkan dari pengolahan gas bumi, bukan minyak bumi.

Keunggulan teknologi yang sudah digunakan pada produk pelumas premium Shell sejak 2012 lalu di Indonesia itu menurut Bambang karena menggunakan teknik pemrosesan Gas to Liquid (GTL) untuk menghasilkan base oil dengan tingkat kemurnian yang tinggi. Base oil sendiri sangat menentukan kualitas dan performa pelumas selain dari adanya aditif.

"Dari gas kemudian kami konversikan menjadi hidrokarbon yang merupakan salah satu dari komponen base oil premium. Hal ini memberikan impact dan mengubah mapping dari base oil itu sendiri." ujar Bambang.

Karena diolah dari gas, hasil pemrosesan itu mampu menghasilkan base oil dengan kandungan yang benar-benar murni karena diolah hanya dari bahan gas. "Teknologi ini mampu mengubah gas alam menjadi bahan dasar sejernih kristal tanpa sedikitpun kotoran seperti yang biasanya ditemukan pada minyak bumi," imbuh Bambang.

Salah satu musuh utama mesin adalah sulfur, tambah Bambang, sementara minyak bumi umumnya mengandung banyak sulfur. Dengan teknologi ini memungkinkan base oil dibuat dengan kandungan yang sangat murni.

Teknologi GTL merupakan salah satu teknologi yang tengah berkembang di dunia karena kemampuannya dalam mengolah gas alam guna menghasilkan base oil sintetis yang mirip dengan produk-produk turunan minyak bumi, bahkan dengan kualitas yang jauh lebih baik.

Oleh Shell kemudian dikombinasi dengan aditif khusus sehingga menghasilkan pelumas premium. Kombinasi teknologi di bidang pelumasan ini dinamai Shell PurePlus Technology.Bambang mengatakan bahwa kemajuan teknologi sebuah produk pelumas bisa dilihat dalam penggunaan otomotif dan industri.

"Di sektor otomotif, hal ini bisa dilihat bagaimana produk-produk kami digunakan pada kondisi yang sangat ekstrem seperti pada mobil Ferrari dan sebagainya," katanya.

Sementara di sektor industri pelumas Shell digunakan oleh kebanyakan industri. "Kalau bicara produk sebelumnya, mereka banyak mengandung sulfur, sementara sulfur adalah musuh dari lubricant. Dengan (base oil berasal) gas jadi zero sulfur, jadi benar-benar revolusioner," papar Bambang. (OL-2)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Widhoroso
Berita Lainnya