SAAT dua pameran otomotif akbar dilakukan secara bersamaan, yang mesti dijadikan 'senjata' untuk menarik minat khalayak ialah diferensiasi. Itulah yang terjadi dengan Indonesia International Motor Show (IIMS) yang bakal berhadap-hadapan dengan Gaikindo Indonesia International Auto Show (GIIAS) mulai 2015.
IIMS 2015 serta GIIAS 2015 sama-sama bakal digelar pada 20-30 Agustus nanti. GIIAS akan mengambil tempat di Indonesia Convention Exhibition (ICE), Serpong, Tangerang Selatan, sedangkan IIMS 2015 tetap berlangsung di Jakarta International Expo (JIExpo) Kemayoran, Jakarta.
Sebagai strategi, IIMS edisi 2015 akan lebih memberikan tempat bagi industri komponen lokal. Direktur PT Dyandra Promosindo Hendra Noor Saleh mengatakan pihaknya ingin mengubah nuansa IIMS yang dahulu lebih kental bernuansa promosi dan transaksi komersial mobil semata.
Ia tak menyangkal gambaran bahwa ajang motor show adalah sebuah pameran megah, mobil-mobil baru, dan para salespromotion girls (SPG) cantik tidaklah salah dan akan terus tertanam. Namun, lanjut Hendra, akan jauh lebih elok kalau pada saat bersamaan IIMS juga berkontribusi mendongkrak laju pertumbuhan industri lokal.
"Suka tak suka harus kita akui kalau sejauh ini Indonesia lebih terasa sebagai pasar ketimbang pemain di industri otomotif global," cerita Hendra dalam konferensi pers IIMS 2015, beberapa waktu lalu, di Jakarta.
Dyandra Promosindo sendiri merupakan penyelenggara IIMS sejak 2000 silam.
Semangat dan motivasi untuk mengembangkan industri dalam negeri itulah yang menjadi tekad besar IIMS 2015. Ajang ini, sambung Hendra, wajib menjadi alat untuk mengangkat dan mempromosikan industri lokal yang menyuplai berbagai komponen pada industri otomotif nasional.
"Indonesia baru akan bisa bicara soal industri otomotif mandiri jika sektor tersebut sudah kuat terlebih dahulu. Bila industri pendukungnya sudah settle, akan jauh lebih mudah bicara soal mobil nasional."
Menteri Perindustrian Saleh Husin, saat menerima panitia penyelenggara IIMS 2015, beberapa waktu lalu, langsung mengapresiasi langkah Dyandra Promosindo untuk lebih mengintegrasikan industri pendukung otomotif dari negeri sendiri. Apalagi, pada 2019 pemerintah sudah menargetkan nilai ekspor industri otomotif pada angka US$49 miliar.
Guna membantu penetrasinya tentu dibutuhkan sebuah panggung besar yang efektif untuk promosinya. "Dalam konteks itu saya menyambut baik niat penyelenggara IIMS mengapresiasi pertumbuhan industri dalam negeri, turut menopang pembangunan industri yang memiliki nilai tambah," pungkas Saleh.
Lebih lanjut, ruang promosi bagi industri lokal tak hanya di lingkup lokal. IIMS 2015, yang kini bertema The essence ofmotor show, mengusahakan terciptanya komunikasi antarpengusaha lokal melalui kerja sama Dyandra Promosindo dengan Grand Prix International.
"Sebagai langkah awal, kami sudah mengikat kerja sama dengan Grand Prix International, penyelenggara Bangkok International Motor Show (BIMS). BIMS itu masuk kategori lima besar pameran otomotif dunia," ujar Hendra.
Berdamping-dampingannya IIMS 2015 dengan Grind Prix International juga menjadi pembeda lain ajang ini. Dengan menggandeng Grand Prix International dan BIMS, jaringan IIMS dipercaya semakin luas. "Apalagi BIMS sudah terintegrasi dengan sejumlah pameran besar lainnya di Asia. Jaringan itu akan berpotensi jadi pintu masuk investasi asing ke negeri kita," tambah Hendra.
Berbagai pabrikan Tentu, salah satu esensi dari sebuah pameran otomotif ialah kendaraan-kendaraan ciamik yang dipampang oleh berbagai pabrikan. IIMS 2015 tahu betul soal itu. Karena itu, mereka tak hanya mulai mengakomodasi roda dua dan roda empat, tapi juga pabrikan-pabrikan anyar asal Malaysia plus Tiongkok.
Pabrikan Jepang yanag telah mengonfirmasi keikutsertaannya di IIMS 2015 ialah Nissan, Datsun, juga Subaru. Produsen mobil Korea Selatan yang mengikuti IIMS 2015 ialah Hyundai.
Merek-merek Amerika Serikat dan Eropa yang turut hadir di JIExpo Agustus nanti antara lain Chrysler, Jeep, Dodge, Volkswagen, Mercedes-Benz, Alfa-Romeo, dan Fiat. Pabrikan asal negeri jiran Malaysia dan Tiongkok diwakili masing-masing oleh Maxus dan DFSK (Dongfeng).
Dua merek anyar yang berada di bawah panji PT Garansindo Inter Global juga jadi kejutan lain. Adapun penggubah sepeda motor perdana yang ikut IIMS mulai tahun ini ialah Mopar, Zero Motorcycle, dan Italjet.
Perombakan IIMS di tahun kambing kayu ini, kata Hendra, memang melibatkan pemangku kepentingan industri otomotif yang lebih luas lagi seperti industri pendukung, komunitas, hingga pameran mobil klasik.
"Pada IIMS tahun lalu terjual 20.000 mobil selama pameran, nilai transaksi mencapai Rp5,45 triliun. Aspek perdagangan itu kita harap meningkat tahun ini atau minimal sama. Namun, pada saat bersamaan kita juga berharap bisa mengerek sektor industri pendukung otomotif," tutup Hendra. (S-2)