Agar Jalan Raya Ramah bagi Wanita

MI/Iqbal Musyaffa
11/2/2016 07:13
Agar Jalan Raya Ramah bagi Wanita
(MI/RAMDANI)

SEMAKIN hari, semakin banyak wanita yang mengandalkan sarana transportasi roda dua untuk menunjang aktivitas harian mereka. Namun, gaya berkendara kaum hawa, khususnya ibu-ibu, sering menjadi sorotan masyarakat dan para pengguna jalan. Bahkan, akhir-akhir ini marak meme atau gambar dan kata-kata jenaka terkait hal itu. Kepala Seksi Sarana Angkutan Orang dan Barang Direktorat Pendidikan dan Rekayasa Polda Metro Jaya Komisaris Polisi Endah Susilowati mengatakan keselamatan berlalu lintas sangat penting untuk menunjang aktivitas.

Keselamatan pengguna jalan, khususnya pengendara roda dua, menjadi perhatian khusus seiring meningkatnya jumlah motor yang melaju di aspal. "Pada 2015, jumlah motor 13.989.590, atau meningkat dari tahun sebelumnya yang berjumlah 13.084.372. Sementara itu, jumlah korban meninggal akibat kecelakaan lalu lintas di Indonesia tertinggi nomor lima di dunia setelah Tiongkok, India, Nigeria, dan Brasil," ujar Endah dalam sebuah diskusi tentang keselamatan berkendara khususnya bagi perempuan yang diselenggarakan Pasarpolis.com di Jakarta, pekan lalu.

Menurut Endah, tanpa bermaksud memukul rata, perempuan pengendara kebanyakan lebih berhati-hati sehingga mudah gugup. Refleks mereka juga tidak sebagus pria. "Teknik mengemudi laki-laki rata-rata lebih baik daripada perempuan saat mengendarai motor. Ketika menghindari jalan rusak atau gangguan kendaraan lain, kebanyakan perempuan lebih lambat dan gugup," katanya. Karakter itu pula yang menjadi penyebab biker perempuan lebih rentan celaka. Berdasarkan data Direktorat Lalu Lintas Polda Metro Jaya, pada 2014, jumlah kecelakaan sepeda motor yang melibatkan perempuan pengendara melonjak hingga 49,5%.

Kendati meningkat, jumlah total kecelakaan melibatkan kaum hawa masih lebih rendah daripada yang melibatkan pria. Namun, Pasarpolis.com melihat kecenderungan peningkatan kebutuhan wanita untuk mengendarai motor, seperti ke pasar atau mengantar anak-anak mereka ke sekolah. Data Asosiasi Industri Sepeda Motor Indonesia (AISI) juga menyebutkan pembelian sepeda motor oleh perempuan meningkat dari 8% pada 2010, menjadi 15% pada 2015. Melihat pentingnya berkendara yang aman untuk wanita, khususnya pengendara roda dua, Endah pun mengimbau agar disiplin dalam menaati peraturan lalu lintas. Ia menegaskan bahwa kapasitas sepeda motor hanya untuk dua orang. "Apabila membawa anak, juga harus menggunakan helm. Apabila anaknya masih kecil dan belum bisa pakai helm, jangan naik motor. Jangan memaksakan naik motor kalau belum siap. Jangan memaksakan demi keselamatan bersama."

Stigma
Sementara itu, pendiri Inuk Blazer Ladies Bikers Club, Inuk Blazer, mengatakan tidak semua wanita serampangan dalam berkendara. Meski begitu, ia mengakui lebih banyak wanita cuek dalam berkendara dan tidak memperhatikan risiko di jalan. "Saya beserta rekan-rekan terus mengedukasi cara berkendara yang baik untuk mereka," katanya. Menurutnya, beberapa hal yang penting diperhatikan lady biker dalam bermotor, misalnya menghindari untuk memakai sepatu dengan hak tinggi dan lebih patuh terhadap rambu-rambu lalu lintas.

"Ini juga berlaku bagi mereka yang juga sudah merasa mahir berkendara karena sifat mereka yang kebanyakan cuek." Pada bagian lain, pendiri Pasarpolis.com Cleosent Randing menambahkan, lonjakan kecelakaan sepeda motor yang melibatkan kaum hawa sangat berkaitan dengan semakin dinamisnya aktivitas perempuan yang membutuhkan sepeda motor. Kondisi itu menjadi evaluasi bagi pengguna jalan sehingga muncul persepsi wanita pengemudi lebih lalai dalam berkendara.

"Kami memperhatikan adanya stigma bagi pemotor perempuan. Sementara itu, wanita ialah penentu penggunaan asuransi dalam keluarga, yang artinya mereka sebetulnya lebih peduli terhadap isu keselamatan." Pentingnya keselamatan dalam berkendara juga dirasakan produsen kendaraan seperti Suzuki. Corporate PR Director Suzuki Indomobil Sales R Uchiki mengatakan Suzuki tidak ingin ada masyarakat khususnya pengguna produk Suzuki yang terlibat kecelakaan ataupun terluka lantaran penggunaan produknya.

"Kami akan berikan seminar safety riding di berbagai lokasi pada tahun ini sebagai salah satu bentuk edukasi. Untuk lokasinya akan ditentukan kemudian." Menurutnya, keselamatan dalam berkendara khususnya sepeda motor bukan terletak pada produk kendaraannya, melainkan pada pola dan cara berkendara penggunanya sehingga kehati-hatian pengendara menjadi hal yang utama. (S-3)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Dedy P
Berita Lainnya