Headline
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
Maduro menyamakan pemilihan umum kali ini dengan salah satu pertikaian militer paling terkenal dalam perjuangan Venezuela untuk merdeka dari Spanyol.
KOMUNITAS pecinta skuter 'Ketika Usia tidak jadi Urusan' (KUTU) Community mengakhiri seluruh aktivitas di 2019 dengan menggelar kampanye keselamatan khusus untuk para pengemudi ojek daring. Kegiatan yang digelar di Saung Liong, Depok, Jawa Barat, Sabtu (24/11), itu mengangkat bahaya ponsel saat berkendara.
Sejak dibentuk pada 2014, keselamatan berkendara di jalan raya menjadi salah satu bagian dari misi utama Kutu Community saat didirikan. Oleh karena itu, setiap kegiatan yang digelar tidak pernah lepas dari misi terus mengampanyekan keselamatan berkendara.
Semakin maraknya penggunaan ponsel saat berkendara menjadi alasan komunitas pengguna skuter terbesar di Tanah Air ini untuk bergerak mengampanyekan tema 'Ponsel + Naik Motor = Maut. Terlebih hampir semua pengemudi ojek daring melakukan hal itu.
"Fakta di lapangan banyak pengendara motor terutama pengemudi ojek daring yang telah menjadikan penggunaan ponsel saat mengendarai tunggangannya sebagai kebiasaan," ujar Sekjen Kutu Community Yuri Rahardan.
Baca juga: Daihatsu Siapkan Weekend Gaul di Kota Kasablanka
Menurutnya, kebiasan buruk ini menjadi salah satu penyebab terjadinya kecelakaan lalu lintas yang berefek domino.
Selain akan merugikan pengemudi ojek daring itu sendiri, kecelakaan akibat hilangnya konsentrasi terhadap situasi lalu lintas di sekeliling ini juga dapat merugikan penumpang bahkan pengguna jalan lainnya, bahkan keluarga atau orangtua korban.
Kutu Community sengaja menggelar kampanye edukasi keselamatan berkendara ini langsung di markas atau tempat berkumpulnya para pengemudi ojek daring di wilayah Depok, Jawa Barat.
Dengan berbaur bersama para pengemudi ojek daring, sosialisasi yang dilakukan bisa berjalan dalam bentuk dialog dua arah. Sekitar 40-an pengemudi ojek daring nampak antusias mengikuti kegiatan tersebut.
"Bisa abang-abang bayangkan jika terjadi kecelakaan saat abang semua sedang mencari nafkah. Dampaknya akan dirasakan juga anak-istri di rumah," papar Taufik, member Kutu Distrik Depok saat memberikan sosialisasi Ponsel + Naik Motor = Maut.
Imbauan untuk tidak menggunakan ponsel saat mengendarai motor ini pun mendapat sambutan baik dari semua pengemudi ojek daring yang hadir.
Faktor mengejar tuntutan ekonomi dalam memenuhi kebutuhan sehari-hari menjadi penyebab para ojek daring sering menggunakan ponsel saat berkendara untuk mendapatkan order penumpang dan melihat peta jalan.
"Kegiatan ini sangat positif dan menambah pengetahuan dan pemahaman anggota kami akan bahaya dan dampak yang ditimbulkan akibat penggunaan ponsel saat berkendara. Kami senang sekali ada komunitas seperti Kutu Community yang mau berbaur dan berbagi ilmu di markas kami," ujar Bery, Ketua Ojek Daring Liong Depok.
Dalam kampanye ini, para pengemudi ojek daring diberikan pin dan stiker keselamatan yang ditempelkan di sepeda motor mereka sebagai tanda pengemudi ojek daring tersebut tidak akan menggunakan ponsel saat berkendara, tapi mencari tempat aman saat hendak mengeoperasikan ponsel. (RO/OL-2)
Tim indentifikasi (Inafis) Polres Tasikmalaya Kota bersama anggota Polsek Cihideung yang mendapatkan informasi dari warga langsung menuju lokasi dan meletakan kantong jenazah
Keberadaan GSN untuk mengedukasi masyarakat bahwa tanpa rasa solidaritas atas kesenjangan yang dihadapi oleh banyak kelompok masyarakat, termasuk jutaan pengemudi daring.
POLISI memastikan bahwa paket di dalam miĀ instan yang diantar oleh pengemudi ojek online (ojol) berinisial MR dari Kampung Ambon, Cengkareng, Jakarta Barat, adalah sabu seberat 1 gram.
Seorang driver ojek online (ojol) berinisial MR (31) melapor ke polisi setelah menerima order pick up mi instan yang ternyata berisi sabu.
AKIBAT kalah judi online hingga terlilit utang belasan juta rupiah, seorang sopir ojek online (ojol) di Semarang, Jawa Tengah (Jateng), nekat bunuh diiri dengan cara gantung diri di dalam rumah.
NasDem mengkritisi rencana penghasilan ojek online (ojol) dipotong untuk iuran Tabungan Perumahan Rakyat (Tapera). Padahal, sistem kerja ojol bersifat kemitraan.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved