Pinang tidak Dibelah Dua

MI
09/4/2015 00:00
Pinang tidak Dibelah Dua
(ANTARA)
BUDAYA tandingan menjadi sebuah fenomena yang merasuki kehidupan bermasyarakat. Ia menjadi perlawanan atas penyimpangan atau kala berseberangan ideologi.

Dalam dunia politik, misalnya, Golkar Munas Ancol yang dipelopori Agung Laksono lahir sebagai antitesis atas Munas Bali yang secara aklamasi memilih Aburizal Bakrie sebagai Ketua Umum Partai Golkar.

Gaikindo Indonesia Internasional Auto Show (GIIAS) juga hadir sebagai kembaran Indonesia Internasional Motor Show (IIMS). Kedua pihak akan menyelenggarakan pameran kendaraan bermotor pada waktu bersamaan pada 20-30 Agustus mendatang.

GIIAS menggelar pameran di Indonesia Convention Exhibition, Bumi Serpong Damai (BSD) City, Tangerang Selatan, Banten. Adapun IIMS tetap melanjutkan tradisi saat masih bersama dengan Gaikindo menggelar pameran di Jakarta International Expo, Kemayoran.

Bagaimana menentukan keabsahan? Dalam politik, sesuai ketentuan perundangan, keabsahan pengurus sebuah partai politik berada di tangan Kementerian Hukum dan HAM.

Sementara keabsahan ajang pameran kendaraan bermotor tergantung pengakuan dari asosiasi industri kendaraan bermotor internasional (Organisation Internationale des Constructeurs d'Automobiles/OICA).

Itu artinya pengakuan OICA yang berkantor pusat di Paris, Prancis, sangat menentukan. Pengakuan itu kini dikantongi GIIAS. Dengan demikian, GIIAS resmi menjadi bagian dari rangkaian pameran otomotif dunia.

Sekjen Gabungan Industri Kendaraan Bermotor (Gaikindo) Noegardjito menemui Presiden OICA Kim Yong-geun di Seoul, Korea Selatan, pada Rabu (1/4). Dalam pertemuan itu Kim memberi dukungan penuh pada GIIAS. OICA, kata Kim, hanya mengakui pameran yang diselenggarakan asosiasi kendaraan bermotor, bukan yang lain.

Dukungan Kim tak sekadar basabasi. CEO Korea Automobile Manufactures Association Republic of Korea itu menyatakan kesediaannya untuk hadir sebagai pembicara utama dalam konferensi yang digelar di sela-sela GIIAS, yaitu Indonesia International Automotive Conference (IIAC).

Sebaik apa pun penyelenggaraan pameran kendaraan bermotor, dukungan rakyat jualah yang paling menentukan. Sebuah pameran dikatakan baik jika tidak digelar di menara gading.

Kim Yong-geun, saat ditemui sejumlah wartawan asal Indonesia pada Kamis (2/4), enggan membicarakan pameran kembar otomotif di Indonesia. Menurut dia, pameran otomotif ada yang resmi diakui OICA dan ada pula yang bertaraf lokal.

OICA memastikan GIIAS akan masuk kalender resmi pameran OICA pada 2016 karena OICA mengeluarkan kalender resminya setiap 2 tahun sekali. Itu artinya mulai 2016, GIIAS berstatus sama dengan pameran otomotif di Seoul, Bangkok, Tokyo, Frankfurt, Paris, dan beberapa pameran lainnya.

Terang benderanglah sudah, boleh-boleh saja pameran otomotif dilakukan pada waktu bersamaan. Dua pameran itu sesungguhnya bukan kembaran alias pinang dibelah dua karena hanya satu yang diakui OICA. Karena itulah GIIAS yang resmi diakui mesti berbenah sehingga patut jadi anutan.

GIIAS dikemas dalam tema Smart mobility for the future. Pameran itu akan merepresentasikan tujuan jangka panjang industri otomotif Indonesia.

Tujuan jangka panjang yang disasar ialah penggunaan bahan bakar yang lebih irit, ramah lingkungan, kenyamanan dan keamanan berkendara, serta juga menggambarkan industri otomotif Indonesia yang dinamis dan terus bergerak. Tentu, idealnya, otomotif Indonesia yang dinamis itu bukan karena kembaran pamerannya. (Gss/S-2)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Admin
Berita Lainnya