PT V-Kool Indo Lestari (VIL) mengundang sejumlah jurnalis untuk mengikuti media workshop product knowledge di kantor pusat V-Kool Jl Gunung Sahari, Jakarta, Kamis (15/10). Workshop ini membahas mulai sejarah hingga teknologi pembuatan kaca film.
Vice President Director VIL Linda Widjaja mengatakan, dengan digelarnya workshop yang menjadi bagian perayaan 20 tahun keberadaan brand V-Kool di Indonesia ini pihaknya berharap para jurnalis bisa menyampaikan informasi seputar kaca film dengan lebih akurat.
"Dengan informasi yang tepat, diharapkan konsumen bisa mendapatkan pemahaman yang benar seputar kaca film sehingga bisa lebih bijak dalam menentukan pilihan yang sesuai kebutuhan mereka," ujar Linda, di kantor pusat VIL, Jakarta, Kamis (15/10).
Ada tiga fungsi utama pemasangan kaca film yaitu mereduksi panas radiasi yang dipancarkan matahari, mencegah pecahan kaca beterbangan (saat kecelakaan), dan meningkatkan estetika. Namun yang diangkat di sini fokus pada fungsi sebagai penolak panas.
Menurut Ella selaku marketing VIL, matahari memancarkan energi dalam bentuk cahaya. Pertama adalah cahaya tampak (visible light) sebanyak 44% ini dibutuhkan oleh mata manusia untuk mengenali berbagai benda di sekelilingnya. Sisanya adalah cahaya tak tampak yaitu sinar ultraviolet 3%, dan sinar infra merah 53%.
"Cahaya dibutuhkan untuk meningkatkan visibilitas pengemudi untuk mengamati kondisi lalu lintas di sekelilingnya. Yang berbahaya justru cahaya tak tampak," tutur Ella.
Cahaya Ultraviolet dengan panjang gelombang elektromagnetik 290-400 nanometer bisa menyebabkan mata cepat lelah, kanker kulit, penuaan dini dan pemudaran warna benda jika terpapar dalam jangka panjang," bebernya.
Sementara infra merah yang memiliki panjang gelombang elektromagnetik 700 nanometer ke atas merupakan radiasi panas yang bisa langsung kita rasakan. Oleh karena itu, lanjut Ella, kaca film dikatakan baik jika mampu mereduksi radiasi infrared dan ultraviolet semaksimal mungkin, namun tetap mempertahankan cahaya yang tampak.
Head Of Aftersales & Service VIL Billy Susanto, dalam presentasinya menjelaskan bahwa sejarah kaca film V-Kool berawal dari sebuah penemuan hebat hasil penelitian para peneliti di Massachussetts Institute of Technology (MIT) di Amerika Serikat pada tahun 1970-an.
Dari penelitian itu Dr Gene Woodard menemukan apa yang dinamakan Spectrally Selective Technology. Teknologi yang mampu menyeleksi gelombang yang tidak diperlukan untuk dibendung, dan meloloskan gelombang yang dibutuhkan.
Teknologi ini akhirnya diterapkan pada kulit luar pesawat pembom B-2 agar pesawat tempur siluman itu tidak terdeteksi oleh gelombang radar musuh, namun tetap meloloskan gelombang radio yang digunakan oleh para awak dalam pesawat itu untuk berkomunikasi dengan pangkalan.
"Teknologi ini pulalah yang diterapkan dalam pembuatan kaca film V-Kool, baik di pabrik Southwall Technologies yang ada di Palo Alto AS, maupun di Dresden Jerman," ujar Billy.
"Karena teknologinya yang mahal dan merupakan 'rahasia dapur' pihak prinsipal V-Kool, pembuatan kaca film ini hampir mustahil untuk dibuat diluar Amerika Serikat dan Jerman," timpal Linda Widjaja.
Kaca film V-Kool adalah kaca film generasi keempat. Pembuatannya menggunakan teknologi complex sputtered metalized, multi-layered dielectric coating yang dilakukan di Multi Chamber DC Magnetron Sputtering Machine senilai US$24 juta untuk menghasilkan lapisan logam sangat tipis pada lembaran polyester.
Logam yang digunakan sebagian besar adalah logam mulia seperti perak, indium oksida, dan logam langka lainnya termasuk emas. Jumlah lapisan logam pada kaca film V-Kool untuk setiap lembarnya juga beragam antara 7 hingga 10 lapisan tergantung variannya.
Perpaduan beragam jenis logam mulia dan banyaknya jumlah lapisan logam tersebut menghasilkan sifat yang mampu menyeleksi gelombang cahaya yang tampak untuk diteruskan, dan menolak gelombang-gelombang cahaya yang berbahaya.
Alhasil, setiap lembar kaca film V-Kool mampu menolak radiasi ultraviolet rata-rata 90-99%, sedangkan kemampuan menolak inframerahnya mencapai 83,74 hingga 98%, namun tetap mentransmisikan cahaya tampak dengan baik.
Bagusnya lagi kaca film V-Kool generasi terbaru kini memiliki daya tolak panas maksimal tanpa memberikan efek cermin sehingga jendela-jendela kendaraan menjadi lebih nampak natural.
Berkat penerapan Spectrally Selective Technology tersebut, V-Kool telah diakui sebagai kaca film yang memiliki kemampuan menolak panas tertinggi di dunia. Bahkan majalah Popular Science memasukkan teknologi kaca film V-Kool ke dalam jajaran 100 penemuan terbaik dalam seribu tahun terakhir 'Top 100 Inventions in Millenium' pada 1999. "Kaca film V-Kool juga bisa membuat kendaraan hemat bahan bakar dan ramah lingkungan," kata Linda.
Penelitian Curtin University Australia mengungkapkan V-Kool mampu membuat kabin mobil lebih dingin 10-12 derajat Celsius setelah diparkir di bawah sinar matahari selama 5 jam dibandingkan tanpa kaca film V-Kool sehingga mampu mengurangi beban kerja AC yang mempengaruhi pada konsumsi bahan bakarnya.
Billy menambahkan, "Bahan bakar yang dihemat mencapai 3% dan itu setara dengan pengurangan 132 kg emisi CO2, dan itu setara dengan pemakaian DVD player selama 66 tahun, video gim selama 11 tahun, mesin cuci selama 1 tahun, dan lemari pendingin selama 7 bulan." (CDX)