Mario Iroth, Bersepeda Motor dari Paris Van Java ke Paris Beneran

Nurtjahyadi
12/10/2015 00:00
Mario Iroth, Bersepeda Motor dari Paris Van Java ke Paris Beneran
(Dok. Castrol Indonesia)
AMBISI biker Indonesia Mario Iroth (29) untuk bisa menapakkan ban sepeda motornya di aspal Kota Paris, Prancis akhirnya terwujud pada Senin (12/10). Petualangan Mario iroth yang diberi tajuk 'Wheel Story 3' berhasil terwujud berkat dukungan penuh dari Castrol sebagai sponsor yang mendanai perjalanan dan urusan teknik.

Manager Marketing Castrol Indonesia Ivan Ekwan mengatakan bahwa Castrol adalah brand yang selalu mendukung kegiatan positif yang dilakukan oleh bikers yang dapat menjadi sebuah inspirasi bagi bikers lain.

"Kami mendukung apa yang menjadi kesukaan bikers yaitu turing, dan tentunya yang menimbulkan sesuatu yang positif bagi Indonesia dan bagi bikers sendiri," ujar Ivan.

Mario Iroth adalah pemenang Castrol Power1 Legendary Biker 2014 yang telah bertolak dari Paris van Java, Bandung sejak 21 April silam untuk menjalankan petualangan bersama sepeda motornya. Mario Iroth tiba di Paris setelah melintasi 14 negara.

Untuk menyambut kedatangan Mario di Paris, Castrol Indonesia menggelar conference call di Yesterday Cafe & Lounge, Jl P Antasari, Jakarta Selatan yang dihadiri oleh sejumlah jurnalis.

"21 April lalu saat Asia Africa Carnival, Pak Walikota Bandung melepas perjalanan saya. Dari Paris van Java sekarang saya berada di Paris beneran," ujar Mario, Senin (12/10) di sebuah kafe di Paris melalui video call.

Dengan suara menggigil karena udara dingin, ia menjelaskan kalau untuk mencapai ambisinya itu ia menempuh perjalanan selama enam bulan, melintasi 14 negara di dua benua dengan perbedaan suhu ekstrem dan berkendara lebih dari 24.000 km.

Pemenang kompetisi Castrol Power1 Legendary Bikers 2014 itu dengan bersemangat menceritakan pengalamannya selama dalam perjalanan. Ia mengaku banyak mendapat sambutan yang hangat selama melintasi sejumlah negara.

Sambutan paling meriah selain dari bikers tanah air, dirasakannya saat di Malaysia. "Pemotor di Malaysia tidak jauh berbeda dengan di Indonesia. Mereka menyambut saya dengan hangat," ujar Mario. "Begitu pula saat saya melintasi Thailand," tambahnya. "Sayangnya kami terkendala dengan bahasa, jadi mereka malu-malu menanyakan berbagai hal
kepada saya."


Salah satu rute yang paling berkesan bagi Mario sebelum tiba di kota tujuan akhir adalah saat di Iran. Ia harus berkendara di lingkungan tandus dengan suhu mencapai 52 derajat Celsius selama tiga minggu. "Panas namun kelembapannya sangat rendah sekitar 10% sehingga tubuh tidak berkeringat. Akibatnya, bibir pecah-pecah dan terkadang hidung mengeluarkan darah," kenangnya.

Rute berkesan berikutnya adalah Turki. "Tiba di Turki pas memasuki musim gugur dan suhunya mencapai 4 derajat Celsius," kata Mario. Mulai dari Turki Mario sering melintasi jalan dengan speed control. Bahkan ia sempat sekali dihentikan polisi akibat melewati batas kecepatan yang diijinkan.

"Saya pikir polisi Turki itu sedang selfie dengan ponsel di tangannya. Saya malah melambai-lambaikan tangan 'dadah-dadah'. Ternyata itu adalah 'speed gun', dan saya diberhentikan karena 'over speed'," ujar pria asal Manado itu.

Untuk menghadapi perubahan suhu yang ekstrem Mario harus menjaga stamina dengan banyak beristirahat. Setiap empat jam berkendara, ia menyempatkan mampir di SPBU untuk sekadar menghangatkan badan. "Di konter pembayaran
BBM biasanya ada alat penghangat. Saya berhenti untuk menghangatkan badan."

"Terkadang di tengah jalan saya usahakan untuk setidaknya beristirahat selama sejam. Lumayan sambil menikmati pemandangan alamnya yang begitu indah," terang Mario. Sementara untuk urusan kesehatan sepeda motor Benelli BN600-nya ia percayakan pada Castrol Power1 SAE 10-40.

Untungnya, Castrol adalah brand global, dan memiliki Castrol Bike Point yang tersedia di hampir setiap negara, membuat Mario menjadi lebih mudah dalam merawat stamina tunggangannya.


"Setelah dari Paris rencananya saya akan meneruskan perjalanan ke Belgia dan Belanda karena sudah ditungggu oleh para jurnalis di kedua negara bertetangga itu. Saya akan kapalkan sepeda motor dari Belanda untuk kembali ke tanah air dan saya tiba di Tanah Air sekitar November," kata Mario menutup percakapan.

Berbeda dengan Mario Iroth, pemenang Castrol Power1 Legendary Biker 2015 Ahmad Yunus (32) justru berencana mengeksplorasi tanah Jawa Barat dengan berbagai kekayaan alamnya. Perjalanan yang diberi tajuk 'The Journey of Bumi Priangan' akan menggali berbagai hal yang selama ini jarang diketahui oleh masyarakat. Salah satunya adalah soal kopi.

"Banyak yang mengenal kopi terkenal Indonesia itu berasal dari Gayo, Toraja dan daerah lainnya. Padahal sejarah kopi Indonesia berasal dari Malabar," tegas Ahmad Yunus. Biker asal bandung itu menambahkan, Malabar tengah giat dan kembali menggalakkan budi daya kopi termahal di dunia yaitu kopi luwak.

"Itu baru satu daerah saja. Masih banyak obyek-obyek lain yang tak kalah menariknya namun belum banyak diketahui oleh masyarakat Indonesia. Rencananya saya akan menggali kembali kekayaan itu dalam perjalanan saya. Hasilnya bisa dilihat nanti di akun @Meraba_Indonesia," tutup Ahmad Yunus.(Cdx)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Admin
Berita Lainnya