Mitsubishi Tunjukkan Kepercayaan

Nurtjahyadi
27/4/2017 03:06
Mitsubishi Tunjukkan Kepercayaan
(AFP PHOTO / KAZUHIRO NOGI)

MITSUBISHI Motors Corporation (MMC) menegaskan eksistensinya di wilayah Asia Tenggara, khususnya Indonesia, dengan membuka pabrik manufaktur di Greenland International Center (GIIC) Deltamas, Cikarang, Bekasi, Jawa Barat, Senin (24/4). Pabrik dengan investasi 65 miliar yen, atau kurang lebih Rp77,7 triliun tersebut berkapasitas produksi 160 ribu kendaraan per tahun dan mempekerjakan 3.000 karyawan. Peresmian pabrik baru PT Mitsubishi Motor Krama Yudha Indonesia (MMKI) dilakukan langsung Presiden Republik Indonesia Joko Widodo, disaksikan Menteri Perindustrian RI Airlangga Hartarto, Chairman of MMC Carlos Ghosn, dan CEO MMC Osamu Masuko.

Pabrik yang berdiri di atas tanah seluas 30 hektare itu diproyeksikan untuk memproduksi sport utility vehicle (SUV) Pajero Sport, yang semula diimpor dari Thailand. Pabrik itu juga bakal memproduksi small multipurpose vehicle (MPV) 7-seater terbaru Mitsubishi, serta kendaraan niaga Colt L300. Untuk MPV terbaru tersebut, Osamu Masuko memperkirakan produksinya akan berkisar 80 ribu unit. "Sekitar 20 ribu di antaranya diekspor ke kawasan ASEAN, seperti Thailand, Filipina. Ke depannya bisa ke Vietnam dan Malaysia," ujarnya dalam kesempatan serupa.

Pembukaan pabrik di Bekasi ini merupakan bagian dari strategi pengembangan bisnis MMC di wilayah ASEAN, tempat produsen asal Jepang itu juga memproduksi kendaraan di Thailand dan Filipina. Rencana pengembangan perusahaan didukung Nissan, yang menguasai 34% saham pada 2016 ketika MMC bergabung dalam aliansi global Renault-Nissan Alliance. "Fasilitas perakitan Bekasi merupakan simbolisasi ambisi kami untuk menjadi pemimpin pasar di Indonesia," tegas Masuko.

Carlos Ghosn mengamini pernyataan Masuko itu dengan mengatakan pembangunan pabrik baru di Cikarang merepresentasikan kepercayaan diri pihaknya di Indonesia, di wilayah ASEAN, dan pada prospek perkembangan Mitsubishi Motors. "Kami bangga dapat ikut menciptakan lapangan kerja dan berinvestasi di salah satu wilayah dan kekuatan ekonomi terbesar yang akan menjadi basis produksi dan ekspor yang kuat untuk aliansi kami yang sedang berkembang," kata Ghosn.

Secara global, Indonesia masuk lima besar untuk penjualan Mitsubishi. Pasar terbesar Mitsubishi masih ditempati Jepang, diikuti Tiongkok. Dari data Gabungan Agen Tunggal Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) untuk Maret 2017, penjualan Mitsubishi pada kuartal awal 2017 mencapai 25.919 unit. Saat meresmikan pabrik, Presiden Joko Widodo mengingatkan, investasi yang diwujudkan dalam pembangunan pabrik baru maupun dalam bentuk lainnya di bidang industri juga memunculkan potensi alih teknologi dan pengetahuan bagi Indonesia.

"Saya harap alih teknologi, alih pengetahuannya juga diperhatikan. Terus lakukan pelatihan untuk SDM lokal. Bagus juga bila disiplin yang tinggi dalam budaya kerja SDM-SDM Jepang bisa ditularkan kepada SDM Indonesia. Jangan ragu untuk melibatkan putra-putri Indonesia dalam melahirkan inovasi baru," pintanya. Presiden juga berharap agar industri otomotif mulai meningkatkan pengembangannya untuk pasar ekspor. "Memang pasar lokal, pasar domestik itu besar. Tetapi kita juga memerlukan pasar ekspor sebagai sebuah keseimbangan," ujarnya.

Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto mengatakan, pasar produksi otomotif nasional saat ini sudah mencapai 1,1 juta dengan jumlah ekspor 200 ribu unit. Adapun pasar kendaraan roda dua mencapai 6,5 juta unit dengan ekspor 228 ribu unit. Pada 2020, produksi otomotif di dalam negeri ditargetkan mencapai 2,5 juta. Ia optimistis itu bisa tercapai lantaran melihat prospek Indonesia sebagai tujuan investasi produsen otomotif global. "Di cluster ini ada tiga industri besar. Ada Mitsubishi Motors, Suzuki, dan Shanghai Wuling," kata Airlangga.

Pada 2016, industri otomotif mencatatkan kontribusi subsektor industri alat angkutan terhadap PDB sektor industri nonmigas sebesar 10,47%. Nilai tersebut menjadi yang terbesar ketiga setelah industri makanan dan minuman (32,84%) dan subsektor industri barang logam komputer, elektronik, optik, dan peralatan listrik (10,71%). "Untuk itulah, maka industri otomotif tersebut akan terus didorong sehingga memberikan kontribusi yang semakin besar lagi bagi perekonomian nasional," ucap Airlangga.
(Ant/S-2)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Dedy P
Berita Lainnya