Headline
Surya Paloh tegaskan Partai NasDem akan lapang dada melakukan transformasi regenerasi.
Surya Paloh tegaskan Partai NasDem akan lapang dada melakukan transformasi regenerasi.
Kumpulan Berita DPR RI
PEMANDANGAN orang bersenjatakan telepon pintar berjalan ke sana kemari tanpa peduli arus lalu lintas dan bahaya lain kini jadi sesuatu yang lazim di berbagai negara. Mereka adalah pemain Pokemon Go yang sedang berusaha menangkap monster virtual menggunakan smartphone-nya. Pokemon Go merupakan aplikasi permainan (gim) berbasis daring. Aplikasi ini memanfaatkan teknologi global positioning system (GPS) yang diakses melalui telepon seluler (ponsel). Dalam permainannya, seseorang harus berjalan-jalan di alam nyata untuk menangkap monster virtual. Monster-monster virtual yang menggemaskan seperti Pikachu dan Jigglypuff akan berkeliaran di sekitar radius ponsel pemain. Monster-monster ini secara random dapat ditemukan, dilatih, dan diajak untuk bertanding. Pada awalnya Pokemon dimainkan di Game Boy dan DS (Nintendo) yang merupakan program aplikasi kartun dengan teknologi sederhana serta permainan kartu untuk ditukar, tetapi baru kali ini menjadi gim yang hadir di smartphone. Menurut Mario Lorenzo, pakar proses informatika dan pengembangan produk virtual di Technische Universitt Chemnitz, Jerman, "Inilah gim masa depan."
Dengan data yang dipasok GPS pada peta virtual, pemain bisa memperkirakan berapa jauh jarak mereka dari pokemon yang diburu. "Jika jejaknya sudah terlacak kamera smartphone, citra pokemon akan muncul di layar smartphone di dekat areal pemain berada." Bagi para pakar gim terkemuka, gim semacam Pokemon Go ialah tren yang tidak bisa lagi dibendung dan akan melanda seluruh dunia. Keistimewaan gim terbaru ini ialah pemainnya bisa 'melihat' pokemon di dunia nyata. Figur pocket monster seolah melebur dengan realitas. Dengan bantuan data GPS, monster-monster buatan Nintendo itu ditampilkan pada peta virtual.
Mengganggu privasi
Sesungguhnya gim Pokemon Go baru dirilis untuk sebagian kecil negara sasaran, seperti AS, Selandia Baru, dan Australia, serta rencananya sebentar lagi di Jepang.
Namun, kenyataannya saat ini telah banyak gamer yang mengunduh termasuk masyarakat Indonesia melalui APK (android application package) yang disebar di situs-situs teknologi dan gim. Di toko-toko aplikasi seperti App Store (Iphone) atau Google Play (Android), gim ini gratis, tetapi layaknya gim gratis lainnya, ada hal-hal yang harus dibeli dengan uang ketika sudah masuk ke permainan ini. Ada hal menarik yang dapat dicermati terkait gim Pokemon Go. Di AS seorang perempuan menemukan mayat pria ketika sedang mencari pokemon di sebuah sungai dekat rumahnya. Ada pula 4 orang ditangkap setelah mereka menggunakan gim ini untuk mengumpan para pemain ke tempat yang terpencil, dan kemudian merampok mereka dengan senjata.
Beberapa laporan menyampaikan bahwa ada orang-orang yang jatuh dan terluka akibat tidak memperhatikan apa yang ada di depannya saat bermain Pokemon Go.
Dengan permainan visual mapping yang real time ini, bila seorang pemain berada di dekat pemain lainnya, ia dapat melihatnya di kehidupan nyata sehingga bisa mengganggu privasi. Ketika kita mendaftarkan diri dalam gim, otomatis mengizinkan Niantic Labs untuk menggunakan data diri, lokasi kita, dan membaginya melalui aplikasi tersebut sehingga rawan bagi keamanan data.
Dampak buruk
Memainkan gim Pokemon Go akan memengaruhi pemainnya kehilangan kesadaran dan rasionalitasnya. Karena ketika memainkan, mereka menjadi terlena dan tak menyadari risikonya. Tanpa sadar, ketika mencari monster virtual mereka menjadi tidak produktif (mengorbankan waktu, tenaga dan biaya) bahkan dapat memakan korban. Dengan pangsa pengguna yang umumnya ialah generasi muda (pemuda), gim yang nilai positifnya hanya hiburan dengan risiko negatif jauh lebih besar ini, menjadi ancaman nyata. Tantangan generasi muda ke depan semakin berat bagi kehidupan berbangsa dan bernegara. Pada tingkat persaingan yang semakin ketat, akibat pengaruh globalisasi diberbagai aspek kehidupan, generasi muda dituntut untuk semakin produktif, baik bagi dirinya maupun bagi bangsa dan negaranya. Oleh karena itu, tidak semestinya para pemuda kemudian terhanyut dalam kancah huru hara teknologi yang tidak meningkatkan nilai bagi kapasitas dan kempetensi dirinya, seperti tumpah riuh turut bermain gim dengan alasan hiburan.
Banyak sektor hiburan yang memang benar-benar menyegarkan emosi dan pikirannya sehingga menyehatkan fisiknya. Sejumlah negara Teluk dan juga pemerintah Indonesia sudah melontarkan kecemasan, bahwa data-data lokasi real time yang dibaca aplikasi gim Pokemon Go dapat disalahgunakan untuk tujuan kejahatan. Atau lebih parah lagi, untuk tujuan intelijen. Kuwait sudah melarang perburuan Pikachu dan kawan-kawannya di seputar istana Emir, instalasi perminyakan, basis militer, dan mesjid. Juga sejumlah negara yang lebih 'terbuka' dan siap melihat ada bahaya dari permainan baru bertren masa depan itu, terutama dari kemungkinkan kecelakaan pada pemain gim virtual reality yang ceroboh. Contohnya sudah cukup banyak mulai yang tabrakan mobil atau tertabrak kendaraan, terjatuh dari tebing atau terseret air sungai karena tidak hati-hati memburu monster kecil lewat smartphone mereka.
Sikap pemerintah
Pemerintah Indonesia sudah menyatakan akan melarang permainan virtual dan augmented reality itu di kawasan sensitif, seperti instalasi militer atau kantor-kantor pemerintahan. Menpan RB melalui edaran bernomor B/2555/M.PANRB/07/2016 tanggal 20 Juli 2016 lalu menyampaikan larangan bermain Pokemon Go. Ada dua alasan soal larangan ini. Selain karena berbahaya bagi keamanan pemerintah ialah demi menjaga produktivitas dan disiplin pegawai. Sementara itu, Kepala Divisi Humas Polri Irjen Boy Rafli Amar mengimbau masyarakat untuk berhati-hati saat mengoperasikan permainan tersebut. "Aplikasi Pokemon itu bisa saja membahayakan publik. Tentu masyarakat perlu berhati-hati apalagi kalau kegiatan itu dilakukan di ruang publik". Mungkin saja generasi muda Indonesia yang telah memainkan Pokemon Go terhibur dan menikmati.
Akan tetapi, bila dicermati, mereka akan cenderung terlena dan terpengaruh dengan sikap mental yang akan menurunkan produktivitas serta ketidakpeduliannya terhadap lingkungan di sekilingnya, termasuk bahaya yang mengancamnya. Ketahanan bangsa dihadapkan pada globalisasi membutuhkan generasi muda yang berkarakter kuat dan berpikir realitis serta logis, bukan generasi muda dengan karakter yang dibangun dari pengaruh alam pikir virtual yang dapat menyesatkan. Oleh karena itu, generasi muda Indonesia tidak boleh dikendalikan oleh teknologi, tapi harus mampu mengendalikan teknologi untuk kemajuan diri dan bangsanya. Tentu saja fenomena Pokemon Go ini hanya salah satu di antara sekian banyak produk teknologi hiburan yang tidak sedikit membawa dampak buruk bagi generasi muda Indonesia. Dengan demikian, penting untuk mendorong tumbuhnya kesadaran di kalangan generasi muda untuk secara bijak mampu memilah dan memilih aplikasi produk teknologi yang membawa manfaat positif bagi pribadinya sekaligus juga bagi bangsa dan negaranya.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved