Doping Dilarang Doping Dipakai

RONI Romero kini hanya bisa menyesali diri. Binaragawan peraih medali emas PON Jawa Barat 2016 itu mengaku memakai suplemen yang ternyata mengandung doping untuk mengurangi berat badan. Roni mengatakan hal tersebut dalam sidang dengar pendapat Dewan Disiplin Antidoping di Jakarta, Rabu (5/4). Menurut atlet asal Jabar itu, ia ingin bobotnya turun 6 kg agar bisa mengikuti nomor pertandingan di kelas 54 kg. Dua pekan menjelang pelaksanaan PON, dia diberi tahu ada suplemen yang bisa mengurangi berat badannya yang masih di angka 60 kg.

"Yang dikonsumsi Roni ialah Xpel. Di suplemen itu terkandung diuretik, obat yang mengandung furosemide dan sifatnya untuk membuang cairan berlebih dari tubuh," kata anggota Dewan Disiplin Antidoping, Hariyono. Namun, lanjut Hariyono, Roni tidak mengetahui yang dipakainya ialah doping. Menurut Hariyono, itulah alasan dia meminta uji ulang ke National Dope Testing Laboratory, laboratorium doping di India. Selain Roni, atlet yang menjalani sidang ialah Zainal. Dia atlet binaraga yang juga berasal dari Jabar.

Berbeda dengan Roni, Zainal mengaku tidak memakai doping. Atlet berusia 31 tahun itu tidak tahu obat yang dikonsumsi mengandung doping. Zainal yang meraih perak saat PON mengatakan dirinya hanya mengonsumsi sesuatu yang diberikan tim pelatih. "Obatnya berisi Stanozolol dan masuk ke dalam golongan anabolic yang dapat membentuk badan, membesarkan otot, dan tidak mudah lelah." Selanjutnya, Dewan Disiplin Antidoping akan membahas keterangan mereka. Keputusannya akan diumumkan dua pekan mendatang.

Dewan masih harus mendengarkan keterangan dari dua atlet pada Kamis (6/4), yakni Kurniawansyah dan Awang Latiful Habir. Kurniawansyah merupakan binaragawan asal Bangka Belitung yang mendapat medali perak. Sementara itu, Awang ialah peraih medali emas angkat berat asal Kalimantan Timur. Kurniawansyah merupakan satu-satunya atlet yang tidak mengajukan uji ulang. Sejak Senin (3/4) lalu, telah ada empat atlet yang memberikan keterangan soal obat atau suplemen yang mereka konsumsi. Mereka ialah Mheni dan Mualipi (binaraga/Jawa Tengah), Iman Setiaman (binaraga/Jabar), dan Agus Waluyo (menembak/Jabar).