Pengurangan Cabang Berpotensi Merugikan

Budi Ernanto
04/4/2017 03:45
Pengurangan Cabang Berpotensi Merugikan
(FOTO ANTARA/Fanny Octavianus)

ANGGOTA Komisi X DPR Yayuk Basuki berharap pengurangan jumlah cabang olahraga di Asian Games 2018 yang diinginkan Wakil Presiden Jusuf Kalla tidak merugikan Indonesia. Karena itu, dia menolak usulan Wapres yang juga menjabat Ketua Tim Pengarah Kepanitiaan Asian Games 2018 untuk mengurangi jumlah cabang menjadi 36 dari yang awal 42. Apalagi, 42 cabang dengan 458 nomor yang dipertandingkan telah diputuskan Inasgoc dan Dewan Olimpiade Asia (OCA) pada rapat VI Corcom.

"Sayang, kan, kalau sampai adanya pengurangan memunculkan penolakan terhadap cabang unggulan Indonesia seperti pencak silat, jet ski, panjat tebing, dan bridge yang berpotensi meraih emas," katanya di Jakarta, Senin (3/4). Efisiensi anggaran dengan jalan mengurangi jumlah cabang, kata Yayuk, kurang tepat karena pelaksanaan Asian Games 2018 ada di Indonesia. "Kurang tepat mengurangi cabang untuk efisiensi, apalagi sebagai tuan rumah Asian Games 2018. Kasihan kan cabang yang sudah melakukan persiapan, tapi tidak dipertandingkan," imbuhnya.

Pernyataan Yayuk itu didukung Sekjen Persatuan Cricket Indonesia (PCI) Arsyad Ahmadin. Ia mengatakan ada banyak cara untuk melakukan efisiensi anggaran. Salah satunya ialah pemotongan anggaran untuk kegiatan opening dan closing ceremony, kemudian jumlah kepanitiaan Inasgoc dirampingkan sehingga tidak mubazir. Pada bagian lain, dana operasional Panitia Penyelenggara Asian Games 2018 sebesar Rp385 miliar dari total Rp500 miliar dari APBN sudah dapat dicairkan.

Sekretaris Menteri Pemuda dan Olahraga, Gatot S Dewa Broto, mengungkapkan, sesuai dengan hasil rapat dengan Direktorat Jenderal Anggaran Kementerian Keuangan kemarin, disetujui dana Rp385 miliar sudah dapat digunakan, sedangkan Rp105 miliar masih perlu dikaji lagi. "Enggak ada masalah, kecuali ada Rp105 miliar yang sedang di-review dirjen anggaran, bahasanya itu, belum bisa diyakini kebutuhannya, tetapi di luar itu silakan jalan. Dana tersebut sudah bisa dicairkan minggu ini dan dapat digunakan untuk operasional Inasgoc agar bisa bekerja secara maksimal,"

Dua emas
Pada bagian lain, Satuan Pelaksana Program Indonesia Emas (Satlak Prima) menganggap pengadaan sport science untuk meningkatkan prestasi atlet di multiajang SEA Games Kuala Lumpur 2017 terlambat diadakan. Penyebabnya, waktu yang tersisa, yakni lima bulan menjelang perhelatan pesta olahraga terbesar se-Asia Tenggara tersebut, dinilai tidak cukup untuk mengadakan peralatan pendukung sport science.

Hal itu diungkapkan Wakil Ketua Umum IV Satlak Prima, Lukman Niode, seusai menggelar rapat terkait dengan pengadaan sport science bersama Kementerian Pemuda dan Olahraga Senin (3/4). Sementara itu, persiapan para atlet pelatihan nasional wushu dalam menghadapi SEA Games Kuala Lumpur 2017 yang mulai bergulir Agustus menemui kendala.

Dua atlet andalan wushu Lindswell dan Juwita yang diproyeksikan mendapat emas di SEA Games menderita cedera. Lindswell menderita cedera lutut, sedangkan Juwita menderita cedera pinggang. Sementara itu, Pengurus Besar Persatuan Judo Seluruh Indonesia (PB PJSI) mematok dua medali emas dari SEA Games Malaysia.
(Rul/R-3)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Dedy P
Berita Lainnya