Labirin Panjang Menuju Prestasi

Budi Ernanto budi_ernanto@mediaindonesia.com
22/2/2017 01:40
Labirin Panjang Menuju Prestasi
(ANTARA FOTO/Rosa Panggabean)

DIBUTUHKAN dana yang besar untuk memajukan olahraga nasional. Diungkapkan Menteri Pemuda dan Olahraga Imam Nahrawi, jika ingin para atlet berprestasi di ajang nasional dan internasional, butuh dana setidaknya sekitar Rp13 triliun. Itu sudah termasuk untuk penyediaan infrastruktur di seluruh wilayah Indonesia yang mencapai Rp10 triliun dan sisanya ialah untuk pembinaan dan pembiayaan atlet untuk berlaga di kompetisi di dalam dan luar negeri. Masalahnya, kata Imam, peran pemerintah saja tidak akan cukup karena anggaran yang tersedia untuk tahun ini saja hanya sekitar Rp200 miliar. Sementara itu, untuk program revitalisasi dan pembangunan sarana dan prasarana harus dilakukan merata di seluruh wilayah Indonesia.

“Kalau mau olahraga nasional maju, ayo KONI dan KOI duduk bersama. Kita bicarakan bersama solusinya, tidak hanya soal pencapaian prestasi. Kalau dari dua organisasi itu tidak cukup, harus ada dukungan juga dari dunia industri,” kata Imam di sela-sela Rapat Anggota KONI di Jakarta, kemarin. Cara untuk bisa menggaet industri, menurut Imam, ialah KONI dan KOI harus membuat semacam penelitian kwantitaif untuk mencari tahu apa olahraga yang digemari masyarakat Indonesia.

“Saat ini, walau tidak ada data, faktanya sudah terlihat, masyarakat suka olahraga. Saya ingin KONI bisa punya data masyarakat cenderung gemar olahraga yang seperti apa, nanti bisa dikomunikasikan dengan dunia industri. Lalu bisa disampaikan ke Bappenas atau Kementerian Keuangan untuk tahu berapa anggaran yang dibutuhkan,” papar Imam. “Di negara maju sudah ada data berapa besar peran olahraga. Untuk itu, kita harus bisa mengikutinya. Ini adalah tantangan.”

Di samping itu, Imam juga melihat masih kurangnya pembinaan atlet-atlet usia muda di Tanah Air. Itu sebabnya ia menantang KONI untuk merancang strategi pembinaan olahraga usia dini yang nantinya bakal diusulkan ke Bapenas. “Kita akan melakukan diskusi dengan KONI untuk mengetahui strategi apa yang akan dilakukan untuk pembinaan usia muda. Program ini akan menjadi acuan dalam membuat kebijakan,” kata Imam lagi.

Program strategis
Ketua Umum KONI Tono Suratman mengatakan pihaknya akan segera membicarakan tantangan Menpora itu dengan seluruh anggotanya. Namun, pihaknya menjelaskan saat ini sebenarnya mereka sudah mempunyai program strategis. “Program strategis sebenarnya sudah ada. Kita juga sudah melakukan kajian di beberapa negara,” tuturnya Dalam rencana strategis yang disusun, kata dia, pihaknya juga memfokuskan pada pengembangan cabang olimpiade. Proses pembinaannya dilakukan menyeluruh.

Soal penundaan PON re-maja yang harusnya diselenggarakan tahun ini lantaran pelaksanaannya bersamaan dengan Pekan Olahraga Pelajar Nasional, menurut Tono, pihaknya masih mencari solusi. Salah satu opsinya ialah menyelenggarakan PON re-maja di tahun genap. “Kami masih mencari solusi karena PON remaja penting untuk menyiapkan para atlet pelapis. Semakin banyak ajang multievent, semakin banyak kita menjaring atlet-atlet berbakat, terutama untuk cabang-cabang olahraga unggulan,” katanya. (R-3)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Dedy P
Berita Lainnya