Peluang Atlet untuk Mencuci Nama

(Rul/R-3)
08/2/2017 02:00
Peluang Atlet untuk Mencuci Nama
((AP Photo/Matt Dunham))

SEBANYAK 8 dari 14 atlet Pekan Olahraga Nasional dan Paralympic 2016 yang terjerat kasus penggunaan doping memutuskan melakukan uji sampel B di National Dope Testing Laboratory (NDTL), India. Uji sampel itu menjadi penting untuk membuktikan mereka bersih. Masalahnya, untuk melakukan pembukaan sampel B, para atlet itu memerlukan saksi independen jika tidak dapat hadir.

Selain itu, biaya pembukaan uji sampel B juga tidak sedikit, yakni US$350 (Rp4.665.500) dan US$100 (Rp1.333.000) yang di antaranya merupakan biaya untuk menyewa saksi independen. Untungnya NDTL memberikan keringanan. Bahkan, menurut Ketua Dewan Disiplin Antidoping, Cahyo Adi, NDTL menggra­tiskan biaya saksi. “Jadi, para atlet hanya perlu membayar biaya pemeriksaan sampel sebesar US$255 (Rp3.399.150). Dari 8 atlet yang mengajukan sampel B, baru 6 yang melunasi, sementara atlet Bangka Belitung dan Bengkulu belum bayar. Mereka kita tunggu sampai malam ini (kemarin). Jika tidak ada kabar, kita anggap mereka enggak jadi buka sampel B,” jelas Cahyo kepada Media Indonesia, di Jakarta Selasa (7/2).

Delapan atlet yang bakal menjalani tes lanjutan ialah empat atlet Jawa Barat, Roni Romero (binaraga), Zainal (binaraga), Iman Setiaman (binaraga), Agus Waluyo (menembak), satu atlet asal Kalimantan Timur, Awang Latiful H (angkay berat), satu atlet Bangka Belitung Kurniawansyah (binaraga), atlet Bengkulu I Ketut Gede Arnawa (binaraga), dan terakhir atlet asal Jawa Tengah Mualipi (binaraga) yang baru mengajukannya empat hari yang lalu. Cahyo pun mengungkapkan pihaknya akan langsung menghubungi NDTL untuk pengajuan pembukaan uji sampel B. Namun, proses pembukaan sampel harus menunggu jadwal mereka. “Sampel B sudah ada di India sehingga kami hanya tinggal bicara ke sana untuk dibuka uji sampel itu.” (Rul/R-3)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Dedy P
Berita Lainnya