Headline
Surya Paloh tegaskan Partai NasDem akan lapang dada melakukan transformasi regenerasi.
Surya Paloh tegaskan Partai NasDem akan lapang dada melakukan transformasi regenerasi.
SEBAGAI satu-satunya petenis putra dari Asia yang berada di peringkat lima besar dunia, tidak berlebihan jika Kei Nishikori sangat diharapkan bisa berbuat banyak di turnamen grand slam Australia Terbuka 2017.
Situasi itu pun tidak dimungkiri petenis Jepang kelahiran 27 tahun silam tersebut. Namun, finalis Amerika Serikat Terbuka 2014 itu tidak mau terbebani.
Ia justru menjadikan itu sebagai semangat. Ia bahkan mengaku sangat termotivasi untuk merebut gelar grand slam pertamanya.
"Mungkin sudah tiga tahun saya masuk jajaran petenis 10 besar dunia. Tentu saja mental saya kini sudah jauh lebih kuat. Semuanya kini jauh lebih baik," ujar Nishikori.
Meski sukses meraih 11 titel juara selama kariernya, Nishikori memang belum pernah sekali pun mencicipi manisnya gelar turnamen besar sekelas grand slam. Pada 2014 ia sebenarnya sudah tinggal selangkah lagi menjadi juara di AS Terbuka, tetapi ia kalah dari Marin Cilic di partai puncak.
Sementara itu, di Australia Terbuka, prestasi terbaik ia hanya masuk perempat final, yakni pada 2012, 2015, dan 2016. Tidak berlebihan jika ia sangat terobsesi untuk merebut gelar grand slam pertamanya sekaligus menjadikan dirinya sebagai petenis putra Asia pertama yang merebut gelar grand slam.
"Saya tentu berharap bisa meraih gelar grand slam suatu waktu. Saya butuh gelar itu untuk menambah kepercayaan diri saya dan pengalaman. Itulah cita-cita saya tahun ini," kata Nishikori lagi yang diunggulkan di tempat kelima pada Australia Terbuka tahun ini.
"Harus diakui, saya memulai musim ini dengan sedikit kesulitan. Jadi sangat penting bagi saya melakukan sesuatu yang besar di sini (Melbourne) untuk menebalkan kepercayaan diri saya dalam menyongsong musim," tandasnya. Nishikori akan mengawali ujian pertamanya di Melbourne dengan menghadapi petenis Rusia Andrey Kuznetsov.
Sedikit canggung
Kontras dengan Nishikori, mantan petenis nomor satu dunia Roger Federer justru mengaku dirinya kini benar-benar dalam posisi underdog di Australia Terbuka 2017. Meski begitu, petenis legendaris Swiss itu mengaku merasa nyaman walau awalnya agak canggung.
Petenis berusia 35 tahun itu memang baru bermain lagi sejak cedera punggung selama enam bulan terakhir. Tidak mengherankan jika ia kini hanya ditempatkan sebagai unggulan ke-17 di Melbourne.
Kondisi itu tentu saja membuat Federer kesulitan untuk menambah koleksi gelar grand slam-nya. Padahal, ia masih berambisi merebut gelar grand slam ke-18-nya. Bahkan dua hari sebelum turnamen, ia mengaku masih gelap dengan calon lawannya di babak pertama yang merupakan petenis dari babak kualifikasi.
"Apakah ia seorang kidal atau bukan, saya tidak tahu. Saya juga tidak tahu apakah dia punya servis keras atau tidak."
Federer berpotensi berjumpa dengan Tomas Berdych dan Kei Nishikori sebelum menghadapi petenis nomor satu dunia jika ia bisa lolos ke perempat final. "Mengaku takut harus menjadi underdog? Meski saya lebih suka menjadi favorit, posisi ini tidak masalah," tukas Federer. (AFP/AP/R-4)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved