SEA Games 2017 Jadi Acuan Satlak Prima

Ghani Nurcahyadi
27/12/2016 02:02
SEA Games 2017 Jadi Acuan Satlak Prima
(Ilustrasi)

SATUAN Pelaksana Program Indonesia Emas (Satlak Prima) akan menjadikan SEA Games 2017 Malaysia sebagai puncak performa (peak performance) pertama atlet Indonesia yang dipersiapkan untuk Asian Games (AG) 2018 Jakarta-Palembang. SEA Games 2017 juga akan dijadikan sebagai ajang pemantauan atlet yang akan tampil di AG 2018.

"Pada SEA Games 2017 kami juga fokus pada atlet yang bisa meraih medali emas pada Asian Games 2018 nanti. Jadi, mereka akan dipantau secara khusus. Tidak banyak atlet Indonesia bisa meraih medali emas pada Asian Games. Karena itu, kami akan lihat performa mereka pada SEA Games 2017," kata Wakil Ketua Satlak Prima Lukman Niode, Senin (26./12).

Pemerintah menargetkan kontingen Indonesia pada AG 2018 bisa menembus 10 besar klasemen perolehan medali. Pada edisi Asian Games terakhir di Incheon, Korea Selatan 2014 silam, Indonesia berada di peringkat ke-17 dengan perolehan 14 medali emas, 5 perak, dan 11 perunggu. Hasil SEA Games 2017 Malaysia nanti, lanjut Lukman, akan menjadi rujukan Satlak Prima untuk menentukan periodisasi dan program latihan menuju AG 2018.

Sementara itu, untuk cabang olahraga yang tidak dipertandingkan di SEA Games 2017 Malaysia, Lukman mengatakan pihaknya akan berkomunikasi dengan pengurus cabang mengenai periodisasi latihan. "Untuk cabang yang atletnya ikut dalam SEA Games 2017, tentu fokusnya peningkatan berdasarkan hasil SEA Games. Mereka hanya akan beristirahat selama seminggu, kemudian akan kembali menjalani pelatnas untuk persiapan menghadapi Asian Games 2018," kata olimpyan Indonesia pada Olimpiade 1984 Los Angeles, Amerika Serikat, itu.

Sepanjang 2017, Satlak Prima dibekali dana Rp500 miliar oleh pemerintah. Deputi IV Bidang Peningkatan Prestasi Olahraga Kementerian Pemuda dan Olahraga Gatot S Dewa Broto mengakui dana sebesar itu belum cukup untuk mengangkat prestasi atlet Indonesia di Asian Games 2018. Karena itulah, sejumlah kerja sama coba dijajaki pemerintah untuk membantu pendanaan. Salah satunya menjalin kerja sama dengan Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN).

Nantinya, sejumlah BUMN akan membantu pendanaan pelatnas cabang tertentu. Berbeda dengan kerja sama pada 2013 yang diinisiasi Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI), BUMN akan langsung memberikan bantuan dana yang bersifat sponsorship tersebut kepada cabang-cabang olahraga. "Pembicaraan saat ini masih di tingkat deputi. Target kami secepat mungkin MoU (nota kesepahaman) bisa segera ditandatangani di tingkat menteri agar segera bisa terealisasi. Sejumlah BUMN pun sudah menunjukkan ketertarikan terkait dengan program ini," kata Gatot.

Cari sponsor
Panitia Penyelenggara Asian Games 2018 (Inasgoc) terus berupaya mencari sponsor untuk penyelenggaraan AG 2018. Direktur Pemasaran Inasgoc, Hellen Sarita de Lima, mengungkapkan sejumlah kesepakatan kerja sama sponsorship siap ditandatangani pada 2017 mendatang. "Sejak awal tahun ini kami sudah mencoba mendekati sejumlah pihak untuk melakukan kerja sama sponsorship, tapi kami juga menunggu sejumlah sponsor yang akan dibawa OCA (Dewan Olimpiade Asia). Estimasi kami, Kerja sama sponsorship nanti bisa mencapai nominal Rp2triliun-Rp2,5 triliun," katanya. (R-2)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Dedy P
Berita Lainnya