Tuntaskan di Rajamangala

Satria Sakti Utama
17/12/2016 07:11
Tuntaskan di Rajamangala
()

DUA dekade sudah kejuaraan sepak bola antarnegara Asia Tenggara yang kini dikenal sebagai Piala AFF digelar, selama itu pula Indonesia hanya menjadi penonton saat para pesaing bergantian berpesta. Kini, gelar juara telah di depan mata untuk dituntaskan di Stadion Rajamangala, Bangkok, Thailand, hari ini.

Dalam 10 edisi sebelumnya, skuat 'Merah Putih' mampu empat kali lolos ke partai puncak, tetapi selalu gagal juara. Di final kelima kali inilah kesempatan untuk mengakhiri paceklik gelar terbuka lebar setelah di leg pertama Boaz Solossa dan kawan-kawan menang 2-1 sehingga tinggal butuh hasil imbang di partai kedua.

Peracik timnas Indonesia Alfred Riedl pun menjanjikan pasukannya akan membawa gelar Piala AFF. Secara pribadi, arsitek gaek berusia 67 tahun asal Austria itu juga ingin mengakhiri kiprah panjangnya sebagai pelatih dengan prestasi emas. "Sejarah akan berubah. Saya akan mencoba memenangi gelar ini di Thailand, besok (hari ini)," tutur Riedl dalam jumpa wartawan jelang laga di Bangkok, kemarin.

Akan tetapi, bermain di Stadion Rajamangala bukan perkara mudah. Indonesia pernah kalah telak 1-4 di final Piala Tiger (edisi lama Piala AFF) 2000 di stadion berkapasitas 50 ribu tempat duduk itu.

Meski kalah 1-2 di partai pertama, pasukan 'Gajah Putih' tetap menjadi tim favorit untuk mempertahankan gelar. Bermain di depan pendukung sendiri, skuat asuhan Kiatisuk itu tampil garang saat menyingkirkan Myanmar 4-0 di babak semifinal pada 8 Desember lalu.

Namun, status nonunggulan tidak lantas membuat skuat 'Garuda' rendah diri. Seperti halnya saat menyingkirkan Vietnam di semifinal, mereka punya kans besar untuk membuat kejutan. Riedl pun menegaskan tekanan berada di pundak Thailand. "Karena kami saat ini underdog. Yang perlu dilakukan ialah bermain sebaik mungkin."

Pelatih Thailand Kiatisuk Senamuang diprediksi akan kembali menggunakan skema menyerang 3-4-1-2. Tristan Do dan Theerathon Boonmathan yang sebelumnya didorong ke belakang untuk menjalankan skema empat bek akan kembali mengisi posisi sayap.

Pos paling berbahaya dari Thailand ialah lini tengah. Dihuni 'Messi dari Thailand'--julukan Chanatip Songkrasin--serta ditopang Sarach Yooyen dan Pokkhao Anan, mereka mengandalkan umpan-umpan pendek untuk membongkar pertahanan Indonesia.

Untuk mengantisipasi hal itu, Riedl akan kembali menurunkan skema dua gelandang bertahan, Manahati Lestusen dan Bayu Pradana. Pressing keduanya terbukti sukses meminimalkan pergerakan lini tengah Thailand di laga pertama.

Zico--sapaan Kiatisuk--percaya anak asuhnya mampu mengoptimalkan keuntungan laga kandang. Semangat mereka berlipat untuk mempertahankan gelar demi mendiang Raja Bhumibol Adulyadej yang tutup usia Oktober lalu. " Besok (hari ini) target kami ialah menang dan meraih gelar kelima."

Aliran doa
Ketika para pemain bakal berjibaku, masyarakat Indonesia mengalirkan doa demi keberhasilan mereka. Presiden Joko Widodo pun mengizinkan Menpora Imam Nahrawi, Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo, dan Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin berangkat ke Bangkok untuk memberikan dukungan langsung.

"Pak Presiden nonton di sini, di Jakarta," ujar Sekretaris Kabinet Pramono Anung.

Soal kemungkinan pemberian apresiasi kepada timnas, ia mengatakan biar Presiden yang akan menyampaikan. Menpora berharap para pemain tetap semangat, berani, dan kompak untuk menuntaskan peluang bersejarah ini. (Ant/X-8)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya