Headline
Surya Paloh tegaskan Partai NasDem akan lapang dada melakukan transformasi regenerasi.
Surya Paloh tegaskan Partai NasDem akan lapang dada melakukan transformasi regenerasi.
LEMBAGA Antidoping Indonesia (LADI) akan menggelar sidang kasus doping di Pekan Olahraga Nasional (PON) XIX Jawa Barat 2016 setelah ada hasil resmi tes yang dilakukan Laboratorium Pengetesan Doping India (NDTL). Kementerian Pemuda dan Olahraga sudah berkoordinasi dengan Badan Antidoping Dunia (WADA) untuk bisa memerintahkan NDTL mengeluarkan hasil tes itu.
"Kita masih menunggu dari India untuk mengeluarkan hasil tes doping tersebut untuk menggelar sidang," kata Deputi IV Bidang Peningkatan Prestasi Olahraga Kemenpora Gatot S Dewa Broto, kemarin. Sidang yang akan digelar akan berisikan panel yang beranggotakan pakar olahraga, pakar kesehatan olahraga, dan pakar hukum olahraga.
Wakil Ketua Umum Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) K Inugroho mengatakan, setelah LADI mengeluarkan putusan, KONI akan memberikan rekomendasi kepada Panitia Besar PON Jabar 2016 serta Pemprov Jabar sebagai penyelenggara untuk menindaklanjuti hasil sidang itu.
"Jika terbukti ada atlet menggunakan doping, tentu akan dicabut medalinya dan diberikan kepada atlet urutan di bawahnya. KONI hanya bersifat menunggu adanya putusan LADI. Kami tidak berwenang membuka data yang sudah dilaporkan komisi doping PB PON," kata Inugroho.
Terpisah, Direktur Performa Tingkat Tinggi Satuan Pelaksana Program Indonesia Emas Hadi WIhardja yakin kasus doping di PON Jabar 2016 tidak melibatkan atlet elite yang tergabung dalam pelatnas SEA Games 2017 Malaysia maupun Asian Games 2018 Jakarta-Palembang. Menurutnya, untuk atlet pelatnas, pengawasan selalu dilakukan.
"Jiwa sportivitas mereka sudah teruji. Namun kalau ada yang kena juga dari kasus doping ini, Prima siap memulangkan atlet tersebut. Mekanisme penggantiannya nanti akan dilakukan sesuai peraturan dan data prestasi cabang olahraga bersangkutan," kata Hadi.
Belum ambil sikap
Di sisi lain, Panitia Besar PON XIX/2016 Jawa Barat menyatakan belum bisa memberikan keterangan resmi soal penggunaan doping tersebut. Bahkan, Sekretaris PB PON/2016 Ahmad Hadadi mengatakan belum mengetahui pasti jumlah atlet yang diduga menggunakan zat terlarang itu.
Diberitakan, 12 atlet di PON 2016 gagal dalam tes doping. Dari jumlah tersebut, beberapa atlet merupakan peraih medali. "Data baru sementara, baru laporan pendahuluan. Jadi belum mau bicara banyak," kata Hadadi.
Ketua KONI Provinsi Jabar Ahmad Saefudin membenarkan terdapat sekitar empat atlet Jabar yang diduga menggunakan doping. Namun, pihaknya belum menentukan sikap mengingat kabar tersebut belum ada kepastian.
Menurut dia, pihaknya sudah menjalankan tugas untuk mengingatkan atlet agar terhindar dari penggunaan zat terlarang itu. "Saya sudah jauh hari mengimbau agar menghindari zat-zat terkait dengan doping," kata dia.
Jika dugaan doping itu terbukti, menurutnya, itu masih harus diselidiki lagi apakah penggunaannya sengaja atau tidak. "Bisa saja ketidaksengajaan. Dalam obat flu saja ada zat doping. Jadi tidak bisa menjustifikasi dia (atlet) begitu," tegasnya. (BY/R-2)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved