Headline
Surya Paloh tegaskan Partai NasDem akan lapang dada melakukan transformasi regenerasi.
Surya Paloh tegaskan Partai NasDem akan lapang dada melakukan transformasi regenerasi.
Kumpulan Berita DPR RI
SEPAK bola merupakan olahraga paling populer di dunia saat ini dengan 250 juta orang yang memainkannya secara reguler. Sepak bola juga sudah menjadi bisnis triliunan rupiah di kawasan Eropa khususnya Inggris atau Spanyol.
Di Indonesia, pertandingan olahraga 11 melawan 11 ini juga tidak kalah masyhur dengan puluhan juta penggemarnya. Namun, kepopuleran sepak bola tersebut tidak berlaku di Filipina. Di negara yang kini dipimpin Presiden Rodrigo Duterte, sepak bola kalah pamor dari olahraga lain. Masyarakat Filipina lebih akrab dengan bola basket jika dibandingkan dengan sepak bola.
Di setiap sudut Kota Manila banyak terlihat lapangan basket sederhana dengan hanya menempatkan satu ring. Permainan basket 3 on 3 pun menjadi pemandangan lazim yang dilakukan kaum urban di Manila setiap sore. Karena populernya bola basket, masyarakat Filipina bahkan seperti tidak sadar sedang ada pergelaran besar turnamen sepak bola Piala AFF 2016 di negaranya. Salah seorang pengemudi taksi, Emmanuel Isabelo, yang ditunjukkan wajah pemain timnas sepak bola Filipina Philip Younghusband yang terpampang di pinggir jalan pun tidak mengenalinya. "Saya tidak tahu. Siapa dia? Pemain bola basket?" tutur Emmanuel.
"Ah dia pemain sepak bola. Saya tidak tahu dia, di sini bola basket lebih populer ketimbang sepak bola," ungkapnya kembali setelah mendapatkan penjelasan. Wajar memang olahraga bola basket lebih dicintai di Filipina. Terlebih timnas bola basket Filipina merupakan raksasa di kawasan Asia Teng gara.
Dalam 18 edisi penyelenggaraan SEA Games, Filipina hanya sekali gagal merebut medali emas yakni pada SEA Games 1989, kalah dari Malaysia yang merupakan tuan rumah kala itu. Di level Asia, Filipina juga sempat menjadi tim yang tidak terbendung dalam empat pergelaran Asian Games beruntun yakni pada periode 1951-1962.
Sederet prestasi itu akhirnya juga membuat pemerintah Filipina dan investor swasta mengambil kebijakan yang lebih ramah terhadap bola basket. Pembangun Philippine Sport Center di Bulacan menjadi buktinya. Kompleks olahraga milik Yayasan New Era Univesity itu memilih membangun arena basket yang lebih mewah dengan kapasitas yang lebih besar jika dibandingkan dengan stadion sepak bola yang berada disampingnya.
Arena Filipina memiliki kapasitas 55 ribu tempat duduk, sedangkan Stadion Olahraga Filipina hanya menampung penontong setengahnya. Akan tetapi, Federasi Sepak bola Filipina (PFA) satu dekade belakangan mulai melakukan terobosan besar dengan menaturalisasi pemain keturunan Filipina. Tujuannya sudah jelas, meraih prestasi dalam waktu singkat untuk menarik minat publik agar mencintai the Azkals julukan Filipina.
"Sejak 2010, sepak bola di sini mulai meningkat popularitasnya. Tapi tetap basket masih nomor satu," tutur pesepak bola naturalisasi Filipina Philip Younghusband. (R-1)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved