PON 2020 Harus Lebih Baik

Mag/Gnr
30/9/2016 06:30
PON 2020 Harus Lebih Baik
(MI/PANCA SYURKANI)

PEKAN Olahraga Nasional (PON) XIX di Jawa Barat yang berlangsung sejak 17 September berakhir sudah.

Di tengah hujan rekor, banyak persoalan muncul di ajang tersebut sehingga diharapkan PON empat tahun mendatang di Papua berlangsung lebih baik lagi.

Penutupan PON XIX dilakukan Wakil Presiden Jusuf Kalla dalam seremoni di Stadion Gelora Bandung Lautan Api, Bandung, tadi malam.

Kalla mengatakan banyak pelajaran berharga yang bisa dipetik dari PON kali ini sebagai bekal untuk menjadikan PON 2020 Papua lebih baik.

Wapres juga menekankan pentingnya arti olahraga bagi masyarakat.

"Olahraga dan sportivitas bukan cuma soal pertandingan, melainkan juga pembinaan kekuatan fisik dan kesehatan, kerja sama, kejujuran, kebanggaan, kehormatan, kegembiraan bagi kita semua. Mudah-mudahan PON yang akan datang akan memberikan kebanggaan yang lebih bagi masyarakat Indonesia dalam atmosfer persatuan," ujarnya.

Pada kesempatan yang sama, Ketua PB PON XIX Jabar yang juga Gubernur Jabar Ahmad Heryawan mengklaim PON kali ini lebih baik ketimbang PON sebelumnya di Riau.

Menurutnya, dari total 5.205 pertandingan, hanya 11 yang sempat terkendala.

"Artinya hanya 0,2% laga yang terkendala. Sengketa pertandingan juga hanya sembilan perkara, jauh menurun dari PON sebelumnya."

Dari segi prestasi, Aher juga menyebut PON XIX sukses melahirkan 89 rekor PON, 33 rekor nasional, 1 rekor SEA Games, 1 rekor Asia, dan 5 rekor dunia.

Namun, menurut Kaukus Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) Provinsi Se-Indonesia, banyak masalah yang muncul pada PON XIX.

Dalam rekomendasi yang diserahkan kepada KONI Pusat di Bandung, kemarin, mereka menyebut banyak wasit dan juri yang tidak independen.

Begitu pula hasil keputusan tim keabsahan, dewan hakim, dan rapat komandan kontigen juga tidak dijalankan panitia pelaksana. Protes atas berbagai kecurangan pun bermunculan.

"Apa yang terjadi di sini merupakan pengalaman berharga. Hal yang perlu ditindaklanjuti dari PON kali ini ialah bidang pertandingan, sementara untuk akomodasi bagi peserta sudah sangat baik. Ke depan, PON harus lebih terencana, sistematis, dan tuntas," kata Koordinator Kaukus KONI Provinsi, Djamhuron P Wibowo.

Wakil Komandan Kontingen Sulawesi Tenggara Erickson Ludji menegaskan rekomendasi tersebut bukan untuk menyatakan penyelenggara PON XIX Jabar telah gagal.

"Hanya saja, ada beberapa bagian penyelenggaraan yang tidak berfungsi sehingga ke depan harus diperbaiki."

Hingga berakhirnya perhelatan, tuan rumah Jabar mengukuhkan diri sebagai juara umum dengan 217 medali emas, 157 perak, dan 157 perunggu.

Jatim berada di urutan dua dengan 132 emas, 138 perak, dan 135 perunggu, disusul DKI Jakarta dengan 132 emas, 125 perak, 119 perunggu. (Mag/Gnr/X-8)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Zen
Berita Lainnya