Kemenpora Apresiasi Kesuksesan Renang dan Atletik di ASG 2016

Ghani Nurcahyadi
29/7/2016 21:16
Kemenpora Apresiasi Kesuksesan Renang dan Atletik di ASG 2016
(ANTARA FOTO/Aprillio Akbar)

MESKI tidak mampu mempertahankan gelar juara umum dan hanya menjadi runner up pada ASEAN School Games (ASG) 2016 di Chiang Mai, Thailand, Kementerian Pemuda dan Olahraga tetap memberikan apresiasi terhadap perjuangan kontingen Indonesia. Apalagi, terjadi peningkatan perolehan medali emas dari ASG di Brunei Darussalam pada 2015 silam.

Dari 30 medali emas yang diraih, sebanyak 17 disumbangkan melalui cabang olahraga renang dan 8 dari cabor atletik. Adapun sisanya disumbangkan dari cabor bulu tangkis yang meraih 3 emas serta golf dan tenis masing-masing satu medali emas. Sedangkan enam cabaor lainnya yakni sepak takraw, futsal, bola voli, basket, tenis meja, dan senam tidak mampu meraih medali emas.

"Tahun lalu, kita memang meraih gelar juara umum di Brunei dengan mendapat 25 emas. Kali ini, posisi kita sebagai runner up tapi kita tidak kecewa karena telah terjadi peningkatan perolehan medali menjadi 30 emas," kata Asisten Deputi Bidang Pembibitan dan Iptek Olahraga Kemenpora, Washinton Galingging, saat menyambut kedatangan kontingen Indonesia di Bandara Soekarno-Hatta, Banten, Jumat (29/7).

Sebelumnya, Washinton telah memperkirakan Indonesia hanya mampu menjadi runner up. Pasalnya, ada beberapa cabang yang Indonesia tidak bisa tampil pada semua nomor yang dipertandingkan. Contohnya, cabang atletik. Dari 40 nomor yang dipertandingkan, Indonesia hanya tampil di 20 nomor.

"Wajar saja tuan rumah Thailand menjadi juara umum ASG 2016 karena separuh medali emas yang diperebutkan dikuasainya," kata Washinton.

Peningkatan perolehan medali Indonesia terjadi dengan keberhasilan tim atletik dan renang melampaui target medali yang dibebankan. "Atletik yang ditargetkan 6 medali emas mampu meraih 8 emas. Dan, renang yang ditargetkan 12 emas mampu menyumbangkan 17 emas. Jadi, Kemenpora mengapresiasi keberhasilan atletik dan renang," katanya.

Pelatih Tim Atletik Suryo Agung Wibowo mengatakan, evaluasinya ke depan harus diperbanyak bibit sprinter. "Kita gagal meraih emas nomor 100 meter yang merupakan nomor paling bergengsi karena memang bibitnya sangat minim. Makanya, kita harus memperbanyak bibit sprinter," kata pemegang rekor 100 meter SEA Games dengan catatan waktu 10,17 detik.

Hasil evaluasi juga disampaikan pelatih Tim Tenis Indonesia, Suharyadi, terkait kegagalan mempertahankan 4 medali emas yang diraihnya pada ASG di Filipina 2014.

"Kita hanya mampu meraih 1 emas dari nomor ganda putri karena petenis Indonesia masih kurang pengalaman bertanding internasional. Ke depan, kita harus lebih banyak mengirimkan petenis junior ke berbagai event internasional sehingga meraih hasil lebih baik," kata mantan petenis nasional ini. (OL-5)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya