Headline
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
KEBERHASILAN menjadi juara di Amerika Serikat (AS) Terbuka membuat Iga Swiatek makin percaya bahwa tidak ada batasan baginya untuk mengejar prestasi dan meraih lagi gelar Grand Slam berikutnya.
Swiatek dikenal sebagai petenis spesialis lapangan tanah liat. Terbukti, dari tiga gelar Grand Slam yang diraih, dua di antaranya didapat di Roland Garros. Dia juga memenangi dua turnamen tanah liat WTA di Stuttgart dan Roma pada tahun ini.
Meski begitu, petenis Polandia itu mampu menaklukkan lapangan keras Flushing Meadows untuk merebut gelar Grand Slam keduanya tahun ini setelah mengalahkan Ons Jabeur di final AS Terbuka, pekan lalu. Kemenangan itu seakan menjadi awal era baru tenis putri setelah Serena Williams pensiun.
Baca juga: Swiatek Juara AS Terbuka Kalahkan Jabeur di Final
Gelar di AS Terbuka dan kemenangannya di Prancis Terbuka, Juni lalu, melengkapi tujuh turnamen yang dia menangkan pada tahun ini, termasuk 37 kemenangan beruntun yang dia catatkan hingga akhirnya mendominasi peringkat teratas ranking WTA.
Petenis berusia 21 tahun itu mengatakan kemenangan di New York menjadi titik balik psikologis untuk permainannya. Sebagai petenis yang memfavoritkan bertanding di lapangan tanah liat, Swiatek berharap bisa nyaman bermain di jenis lapangan apa pun.
"Pada awal musim, saya menyadari mungkin saya punya hasil bagus di turnamen WTA. Saya juga melaju ke semifinal Australia Terbuka," ujarnya, dikutip dari AFP, Senin (12/9).
"Tapi, saya tidak yakin saya berada dalam level permainan untuk memenangi gelar Grand Slam, terutama AS Terbuka, yang memiliki permukaan lapangan yang cepat."
"Kemenangan itu bukan hal yang saya duga sebelumnya. Ini juga menjadi bukti bagi saya bahwa tidak ada batasan untuk meraih prestasi," pungkas dia. (Ant/OL-1)
Aldila Sutjiadi sebelumnya sempat berpasangan dengan petenis AS Asia Muhammad untuk mengikuti turnamen di Eropa, namun kini akan memulai petualangannya di AS bersama Miyu Kato.
Petenis kidal berusia 38 tahun itu memiliki peringkat kesembilan yang dilindungi untuk menempatkan dirinya di Amerika Serikat Terbuka, yang akan dimulai pada 26 Agustus.
Juara AS Terbuka 2021, yang merupakan pemain wildcard di Miami ini, semula dijadwalkan melawan petenis China Wang Xiyu pada putaran pertama.
Gauff mengatasi perlawanan Kostyuk di Rod Laver Arena untuk meraih kemenangan 7-6 (8/6), 6-7 (3/7), dan 6-2 dalam tempo 3 jam 8 menit.
Di putaran ketiga Australia Terbuka, Gauff akan kembali berhadapan dengan sesama petenis AS, Alycia Parks.
Raducanu absen di mayoritas musim lalu karena cedera pergelangan kaki dan pergelangan tangan.
Rentetan 25 laga tanpa kekalahan Iga Swiatek di Roland Garros diakhiri oleh Zheng Qinwen di semifinal Olimpiade Paris 2024, Kamis (1/8).
Yulia Putintseva bangkit usai kalah di set pertama putaran ketiga Wimbledon untuk mengalahkan Iga Swiatek 3-6, 6-1, dan 6-2.
Iga Swiatek menjadi petenis pertama yang memenangi lebih dari 20 pertandingan berturut-turut sebagai peringkat 1 dunia sejak Serena Williams antara Final WTA 2014 dan Madrid 2015.
Iga Swiatek mencatatkan rekor 18-0 dalam pertandingan putaran pertama turnamen Grand Slam dan telah mengumpulkan 72 kemenangan tunggal Grand Slam.
Iga Swiatek, yang merengkuh gelar Prancis Terbuka selama tiga tahun secara beruntun, menegaskan tekadnya untuk meraih medali emas Olimpiade.
Pekan lalu, Iga Swiatek menjadi petenis termuda yang memenangi tiga gelar tunggal Roland Garros berturut-turut, meraih gelar WTA Tour ketiga berturut-turut dan kelima musim ini.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved