Headline

Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.

Fokus

Maduro menyamakan pemilihan umum kali ini dengan salah satu pertikaian militer paling terkenal dalam perjuangan Venezuela untuk merdeka dari Spanyol.

Deportasi Ditunda, Djokovic Ditahan di Penjara Imigrasi

Basuki Eka Purnama
07/1/2022 06:45
Deportasi Ditunda, Djokovic Ditahan di Penjara Imigrasi
Petenis Serbia Novak Djokovic(AFP/David Gray)

PETENIS nomor satu dunia Novak Djokovic, Kamis (6/1) berhasil membuat keputusan deportasi dirinya dari Australia ditunda. Meski begitu, petenis Serbia itu harus menghabiskan waktu di tahanan imigrasi dalam upaya bertahan di 'Negeri Kangguru' itu.

Djokovic ditahan di Bandara Tullamarine, Melbourne karena gagal menunjukkan bukti telah mendapatkan vaksinasi covid-19 penuh atau mendapatkan pengecualian medis untuk masuk ke Australia.

Djokovic mendarat di Australia pada Rabu (5/1) dalam upaya mempertahankan gelar di Australia Tebruka dan memenangkan gelar Grand Slam yang ke-21.

Baca juga: Imbas dari Penolakan Novak Djokovic, Presiden Serbia Kecam Australia

Namun, ketimbang mendapatkan sambutan meriah, Djokovic diinterogasi di bandara setelah visanyadicabut dan petenis itu dipindahkan ke tahanan imigrasi Melbourne sembari menunggu dideportasi.

Setelah sidang darurat secara daring, hakim memerintahkan petenis itu tidak dideportasi sebelum Senin (10/1) saat sidang mengenai bisa tidaknya dia masuk Australia akan digelar.

Dengan Australia Terbuka akan digelar dalam tempo 10 hari, tidak diketahui apakah Djokovic akan bisa tampil di turnamen Grand Slam itu bahkan jika dia menang di pengadulan.

Hakim Anthony Kelly menegaskan hukum akan berjalan sesuai jadwal tanpa mempedulikan status Djokovic.

Kontorversi vaksin

Selama beberapa bulan terakhir muncul spekulasi mengenai apakah Djokovic akan berlaga di Australia terbuka karena aturan vaksin covid-19 di negara itu.

Pasalnya, petenis berusia 34 tahun itu menolak mengungkapkan status vaksinasinya. Dia juga mengaku menolak vaksinasi cvid-19.

Kemudian, awal pekan ini, Djokovic pamer di media sosialnya bahwa dia mendapatkan dispensasi medis untuk tampil di Australia Terbuka.

Aksi Djokovic itu memancing kemarahan di Australia, saat warga tidak bisa melakukan perjalanan atau berkumpul bersama keluarga selama dua tahun karena covid-19.

Perdana Menteri Australia Scott Morrison, yang berada di bawah tekanan karena meroketnya kasus covid-19 di negaranya, membela keputusan 'Negeri Kangguru' itu unbtuk mencabut visa Djokovic.

"Aturan adalah aturan, tidak ada orang yang istimewa," tegas Morrison.

Pemerintah Australia tidak menyebut bukti apa yang gagal ditunjukkan Djokovic namun dispensasi medis harus didampingi dengan surat pernyataan dokter dan alasan jelas mengapa seseorang tidak divaksin.

Rafael Nadal menyebut rivalnya itu harus bertanggung jawab penuh atas keputusannya menolak divaksin.

"Dia membuat keputusan untuk tidak divaksin. Semua orang berhak membuat keputusan itu namun pasti ada konsekuensinya," ungkap Nadal. (AFP/OL-1)
 



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya