Headline
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
Maduro menyamakan pemilihan umum kali ini dengan salah satu pertikaian militer paling terkenal dalam perjuangan Venezuela untuk merdeka dari Spanyol.
MASYARAKAT olahraga prestasi Tanah Air kehilangan salah seorang legenda panahan Indonesia, Leane Suniar Manurung, yang meninggal dunia pada Minggu (21/11) pukul 21:30 WIB akibat penyakit kanker usus besar yang dideritanya sejak 2019.
Menurut keterangan tertulis yang dilansir KONI Pusat, Senin (22/11, berbagai upaya pengobatan termasuk kemoterapi sudah dilalui Leane, namun penyakit yang diderita legenda kelahiran 4 Februari 1948 itu tidak kunjung sembuh.
Atas wafatnya Leane, Ketua Umum (Ketum) Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) Pusat Letjen TNI Purn Marciano Norman menyampaikan duka cita mendalam.
Baca juga: Bali Siap Gelar Acara Panahan Internasional
"Saya beserta keluarga besar KONI Pusat, turut berduka cita atas wafatnya Ibu Leane Suniar Manurung dan saya juga menyampaikan terima kasih serta apresiasi atas dedikasi Almarhumah untuk olahraga Panahan Indonesia." ujar Ketum KONI Pusat.
"Semoga Almarhumah mendapat tempat yang mulia di sisi Tuhan yang Maha Pengasih, keluarga yang ditinggalkan diberikan ketabahan dan keikhlasan. Selamat jalan Patriot Olahraga Indonesia. Perjuanganmu mengharumkan nama bangsa dan negara melalui olahraga di kancah internasional akan kami lanjutkan," sambung Ketum KONI Pusat.
Sewaktu masih menjadi atlet, Leane sempat mewakili Indonesia di Olimpiade Montreal 1976.
Kala itu, Leane meraih peringkat sembilan di pesta olahraga multievent itu dengan skor 2.352. Skor ini menyamai rekor dunia pada masanya. Adapun di Tanah Air, Leane puluhan kali memecahkan rekor nasional.
Setelah pensiun, Leane sempat menjadi dosen Ilmu Gizi pada Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Indonesia (UKI).
Selain itu, pada 2018, ia sempat mengemban amanah sebagai Direktur Medical & Doping Control Indonesia Asian Games 2018 Organizing Committee (INASGOC).
Persatuan Wanita Olahraga Seluruh Indonesia (Perwosi) sempat memberikan penghargaan pada 17 Desember 2018 kepada Leane.
Sementara itu, Ketum Indonesian Olympian Association (IOA) Yayuk Basuki mengenang Almarhumah sebagai Srikandi Panahan Indonesia. Leane merupakan perempuan kedua Indonesia yang tampil di Olimpiade setelah Tjoeij Lin Alienilin pada 1972 (peringkat 37).
Yayuk pun menyampaikan rasa duka atas wafatnya Leane.
"Semalam beliau wafat setelah tubuhnya tidak bisa menerima kemoterapi lagi," kata Yayuk.
Yayuk, yang juga Wakil Ketum KONI Pusat, menilai negara berhutang budi kepadanya, tidak hanya pada prestasinya semasa menjadi atlet namun juga setelah menjadi dokter ahli gizi.
Jenazah Leane disemayamkan di Rumah Duka Sentosa RSPAD Kamar K & L di Lantai 2. Menurut rencana jenasah akan diberangkatkan ke pemakaman keluarga di Sumatra Utara pada 25 November 2021. (Ant/OL-1)
Saat melawan wakil Korea Selatan Lim Shihyeon di babak 32 besar panahan perorangan putri Olimpiade Paris 2024, Rezza Octavia sama sekali tidak mampu berbicara banyak.
Di babak eliminasi 1/8 atau perempat final, atlet asal Surabaya tersebut akan ditantang atlet panahan India, Bhajan Kaur.
Atlet panahan Tim Indonesia, Diananda Choirunisa memastikan lolos ke babak 1/8 eliminasi untuk nomor individual recurve putri Olimpiade 2024 Paris
Atlet panah Indonesia Syifa Nurafifah Kamal tersingkir di babak awal Olimpiade 2024 pada nomor perorangan putri.
Atlet panahan Indonesia, Diananda Choirunisa lolos ke babak selanjutnya dalam nomor individual putri Olimpiade Paris 2024.
Diananda Choirunisa, Rezza Octavia, dan Syifa Nur Afifah harus mengakui keunggulan dari tim Tiongkok, Yang Xiaolei, Li Jiaman, dan An Qixuan.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved